Perkumpulan Pekebun Sawit Ketapang (PPSK) Sukses Meraih Sertifikasi RSPO di Akhir Tahun 2024

Didirikan pada 10 November 2022, merupakan gabungan dari 12 kelompok tani yang tersebar di Desa Ibul, Kecamatan Air Upas, Kabupaten Ketapang. Kelompok ini mencakup 1.223 petani dengan total luas area 2.329,58 hektar. Audit utama yang berlangsung pada 16-18 Desember 2024 menandai pencapaian besar ini, menyusul audit sebelumnya pada Mei 2024 yang menghasilkan 16 temuan ketidaksesuaian.

BERITA

HLS Redaksi

17 Januari 2025
Bagikan :

Ketapang, HAISAWIT - Perkumpulan Pekebun Sawit Ketapang (PPSK) berhasil merampungkan audit RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) di akhir tahun 2024. Setelah tiga tahun berjuang menghadapi berbagai tantangan dan memperkuat kapasitas anggotanya, PPSK akhirnya berhasil mendapatkan sertifikasi ini. 

PPSK, yang didirikan pada 10 November 2022, merupakan gabungan dari 12 kelompok tani yang tersebar di Desa Ibul, Kecamatan Air Upas, Kabupaten Ketapang. Kelompok ini mencakup 1.223 petani dengan total luas area 2.329,58 hektar. Audit utama yang berlangsung pada 16-18 Desember 2024 menandai pencapaian besar ini, menyusul audit sebelumnya pada Mei 2024 yang menghasilkan 16 temuan ketidaksesuaian.

Group Manager PPSK, Sudarto menyampaikan bahwa "Proses sertifikasi ini tidaklah mudah. Lokasi antar koperasi yang berjauhan menjadi salah satu tantangan terbesar. Namun, dengan kerja keras dan semangat gotong royong, serta dukungan dari Fortasbi dan Cargill, PPSK berhasil melewati semua rintangan. Saya mencoba setiap sebulan sekali berkeliling ke mereka untuk menyakinkan proses sertifikasi ini, untuk bicara secara kekeluargaan dan menguatkan motivasi," ucapnya.

Petani swadaya anggota PPSK sebagian besar adalah petani transmigrasi yang sudah mulai menanam kelapa sawit sejak tahun 1990-an tersebar di SP 1 sampai SP 10 di Desa Air Upas. Petani swadaya anggota PPSK ini memasok TBS ke anak perusahaan Cargill Tropical Palm, PT PSA (Poliplant Sejahtera). Serta para petani ini juga sudah mendapatkan pelatihan diantaranya tentang RSPO, GAP, HCV, HCS, Limbah Berbahaya, dan berbagai hal lainnya terkait keberlanjutan.

Keberhasilan ini tidak hanya menjadi kemenangan bagi PPSK, tetapi juga memberikan harapan baru bagi keberlanjutan dan kesejahteraan para petani. Kepala Sekretariat Forum Petani Sawit Berkelanjutan Indonesia (FORTASBI), Rukaiyah Rafik, menyatakan kebahagiaannya atas pencapaian ini. “Semua ini untuk keberlanjutan, dan kesejahteraan petani,” katanya.

PPSK juga berterima kasih kepada Cargill, IDH, dan JDE atas dukungannya sejak November 2021 dalam proses sertifikasi ini. Diharapkan dengan sertifikasi RSPO, para petani dapat memperoleh manfaat yang lebih besar.

Bagikan :

Artikel Lainnya