Dalam workshop yang diadakan oleh APKASINDO di IKOPIN University, petani sawit dari 24 provinsi meminta perguruan tinggi untuk berperan dalam tim harga dan pembinaan koperasi
HLS Redaksi
16 Juli 2024Dalam workshop yang diadakan oleh APKASINDO di IKOPIN University, petani sawit dari 24 provinsi meminta perguruan tinggi untuk berperan dalam tim harga dan pembinaan koperasi
HLS Redaksi
16 Juli 2024Jatinangor, HAISAWIT — Workshop yang digelar di IKOPIN University pada, Jumat (12/7/2024), menjadi ajang penting bagi petani sawit dari 24 provinsi di Indonesia untuk menyampaikan usulan terkait perbaikan sistem harga TBS sawit dan pembinaan koperasi.
Acara ini diinisiasi oleh Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (DPP APKASINDO) dan didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), serta dihadiri oleh berbagai tokoh penting dalam industri kelapa sawit.
Ketua Umum APKASINDO, Dr. Ir. Gulat ME Manurung, MP.,C.IMA.,C.APO, menyampaikan pandangannya mengenai peran strategis perguruan tinggi dalam penetapan harga TBS dan pembinaan koperasi.
"Perguruan tinggi perlu terlibat dalam tim harga dan pembinaan koperasi untuk memastikan sistem yang diterapkan lebih efektif dan adil," ujar Gulat.
Pernyataan ini menyoroti kebutuhan untuk melibatkan akademisi dalam perumusan kebijakan yang dapat menguntungkan petani sawit.
Menanggapi hal ini, Rektor IKOPIN University, Prof. Agus Pakpahan, menekankan bahwa keterlibatan perguruan tinggi dalam analisis harga TBS dapat memberikan kontribusi yang signifikan. Dalam sambutannya.
"Sistem perhitungan harga TBS saat ini perlu ditinjau kembali, dan perguruan tinggi memiliki kapasitas untuk memberikan kontribusi dalam proses ini," Prof. Agus mengungkapkan.
Pandangan ini menggarisbawahi pentingnya pembaharuan dalam sistem perhitungan harga yang selama ini dianggap rumit dan tidak transparan.
Di sisi lain, Direktur Penghimpunan Dana BPDPKS, Dr. Sunari, menegaskan komitmen BPDPKS dalam mendukung kesejahteraan petani sawit melalui berbagai program.
Meskipun pernyataan Dr. Sunari tidak secara spesifik membahas peran perguruan tinggi, ia menekankan bahwa BPDPKS berkomitmen untuk melindungi harga TBS dan mendukung petani.
"BPDPKS berkomitmen untuk melindungi harga TBS dan mendukung petani melalui berbagai program yang telah kami fasilitasi," jelas Sunari.
Workshop ini memperjelas bahwa kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan petani adalah kunci untuk menciptakan sistem harga yang lebih adil dan manajemen kelembagaan yang lebih efektif dalam industri kelapa sawit.
Kesepakatan yang dicapai menunjukkan bahwa melibatkan perguruan tinggi dalam tim harga dan pembinaan koperasi dapat menjadi langkah positif menuju peningkatan kesejahteraan petani sawit di Indonesia.