PTPN IV PalmCo Cetak Rekor Tanam Ulang Tercepat Nasional dengan Program PSR Pola "Off Taker" Aktif

-

BERITA

April

23 Juni 2024
Bagikan :

Pekanbaru - Sub Holding Perkebunan PTPN III (Persero), PT Perkebunan Nusantara IV, melaksanakan tanam ulang kebun sawit petani KUD Tani Makmur di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Areal seluas 107 Ha yang diremajakan ini memecahkan rekor nasional dalam hal proses tumbang dan tanam tercepat pasca rekomendasi teknis (rekomtek) serta pencairan dana dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

"Alhamdulillah, hari ini kita melaksanakan tanam ulang kebun sawit rakyat milik bapak ibu petani Tani Makmur. Ini sepertinya juga menjadi rekor pengerjaan tanam ulang tercepat setelah rekomtek Kementerian Pertanian diterbitkan," ujar Jatmiko Santosa dalam sambutannya di depan seratusan petani dan Forkopimda Kabupaten Langkat, Rabu (19/06).

Kurang dari satu pekan setelah rekomendasi terbit, perusahaan berhasil mendorong percepatan penandatanganan perjanjian tiga pihak antara koperasi, BPDPKS, dan lembaga pembiayaan. "Tidak hanya cepat, tapi kita juga ingin keberhasilan pola kemitraan antara PTPN dengan petani plasma yang sudah terbukti berhasil di Riau dapat diperluas melalui pola off taker kepada para petani non-plasma, seperti di Besitang Langkat ini," jelas Jatmiko.

PTPN telah memulai pola kemitraan yang menjadi model terbaik di Indonesia. Sejak tahun 2019, melalui Regional III (PTPN V saat itu) di Riau, perusahaan meluncurkan program kemitraan single management, di mana seluruh pengelolaan kebun sawit rakyat dikelola langsung oleh PTPN. Petani mitra mendapatkan fasilitas pemetaan geospatial dan ikut serta dalam sertifikasi keberlanjutan seperti Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

"Petani mitra binaan kita di Riau yang menggunakan pola single management, untuk Tanaman Menghasilkan (TM) Tahun Pertama sudah mampu mencapai 18 ton TBS/Ha/Tahun, di atas standar nasional," sebut Jatmiko. Dengan capaian produksi tersebut, petani mitra mampu memperoleh pendapatan bulanan berkisar 5 hingga 7 juta rupiah, dan koperasi memiliki saldo hingga belasan miliar.

Dengan pencapaian ini, Jatmiko berkeinginan agar keberhasilan petani plasma binaan PTPN juga dapat ditularkan kepada petani sawit non-plasma. Melalui pola off taker, perusahaan tidak hanya menjadi penampung produksi kebun sawit rakyat, tetapi juga memberikan pendampingan teknis dan pembinaan berkelanjutan sebagaimana diterima oleh petani plasma.

Sementara itu, mewakili pemegang saham PalmCo, Direktur Pemasaran PTPN III (Persero) Dwi Sutoro menyampaikan komitmen perusahaan dalam pengembangan korporatisasi petani. "Dengan kelembagaan seperti KUD ini, kita berharap korporatisasi petani yang memberikan nilai tambah lebih menjadi pondasi keberlanjutan usaha perkebunan rakyat ke depannya," kata Dwi.

Direktur Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian, Ir. Hendratmojo Bagus Hudoro, yang hadir di lokasi tanam ulang, menyampaikan apresiasinya atas kecepatan pelaksanaan tanam ulang pasca penerbitan rekomendasi. "Awal Juni Rekomtek, pertengahan sudah tanam ulang. Ini bukti komunikasi dan kolaborasi antara petani, koperasi, dan perusahaan dengan instansi terkait sudah efektif. Mudah-mudahan bisa terus seperti ini dan PSR semakin diperluas," ucap Hudoro.

Di tempat terpisah, Pj Gubernur Sumatera Utara, Hassanudin, memberikan apresiasi tinggi kepada PTPN yang terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung sawit rakyat. Hassanudin berharap inisiatif serupa dapat digesa di kebun-kebun rakyat lainnya. "Kami mengapresiasi tinggi PTPN IV PalmCo yang telah menjadi mitra off taker PSR bagi petani dan koperasi di Langkat," tutup Hassanudin.

Bagikan :

Artikel Lainnya