
Praktik Pembuatan Reusable Wrap Berbahan Minyak Sawit oleh Peserta Workshop. (Dok. BPDP)
Yogyakarta, HAISAWIT - Politeknik LPP Yogyakarta mengadakan Workshop dan Fieldtrip UMKM Sawit yang berlangsung di Ballroom Borobudur Yogyakarta, pada 26 - 27 Februari 2025, dan diikuti oleh 100 peserta dari kalangan pelaku UMKM, akademisi, serta mahasiswa.
Workshop ini merupakan hasil kerja sama Politeknik LPP Yogyakarta dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP). Berbagai produk turunan kelapa sawit dikenalkan dalam acara ini, termasuk handsanitizer, sunscreen, bioplastik, edible film, biopot, tinta organik, hingga material berbasis sawit.
Galuh Banowati, Wakil Direktur II Politeknik LPP Yogyakarta, mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan memberikan wawasan bagi UMKM dalam mengembangkan produk berbasis sawit.
"UMKM digandeng pada kegiatan ini guna memberikan edukasi untuk meningkatkan lapangan kerja dengan menciptakan atau menginspirasi para UMKM untuk mengembangan produk turunan kelapa sawit dan akan menaikkan pendapatan per kapita," ujar Galuh, dikutip laman BPDP, Selasa (04/03/2025).
Selain sesi workshop, para peserta juga berkesempatan untuk mempraktikkan pembuatan produk, seperti reusable wrap yang terbuat dari limbah tekstil dan minyak goreng sebagai alternatif plastik sekali pakai.
Reusable wrap dibuat menggunakan bahan seperti kain katun 100%, lilin lebah, getah pinus, minyak goreng, dan esensial oil. Produk ini dapat digunakan berulang kali dan dibersihkan dengan air dingin serta sabun lunak.
Pada hari kedua, peserta mengikuti fieldtrip ke Smart Batik untuk mengenal pemanfaatan stearin, salah satu fraksi minyak sawit, dalam pembuatan malam batik. Stearin dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan parafin yang berbasis minyak bumi.
"Sasaran kami adalah apa yang didapatkan atau dihasilkan pendidikan tinggi, kami politeknik disampaikan kepada pelaku UMKM," lanjutnya.
Helmi Muhansah, Kepala Divisi UKMK BPDP, menjelaskan bahwa hilirisasi produk sawit tidak hanya terbatas pada industri besar, tetapi juga dapat dikembangkan dalam skala UMKM.
"Di Jogja yang paling relevan membatik karena malamnya dari sawit, ini bagian dari kampanye kebaikan sawit," ungkapnya.
BPDP memiliki divisi kemitraan yang bertugas mengkampanyekan manfaat kelapa sawit, termasuk dalam sektor kerajinan dan pangan. Selain itu, produk sawit juga banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam produk pembersih dan makanan.
Pemerintah melalui APBN turut memberikan dukungan dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga dua persen untuk membantu permodalan pelaku usaha.
Dalam era digital, transformasi UMKM menjadi aspek penting yang turut didukung oleh pemerintah. Penggunaan teknologi dalam pemasaran dan produksi dapat membantu UMKM memperluas jangkauan dan meningkatkan daya saing di pasar nasional maupun global.***