(Gapki) mengungkap adanya kampanye negatif terhadap sawit Indonesia yang digalakkan oleh kalangan muda, influencer, dan artis di India.
April
21 Juli 2024(Gapki) mengungkap adanya kampanye negatif terhadap sawit Indonesia yang digalakkan oleh kalangan muda, influencer, dan artis di India.
April
21 Juli 2024Jakarta -Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) mengungkap adanya kampanye negatif terhadap sawit Indonesia yang digalakkan oleh kalangan muda, influencer, dan artis di India. Fenny Sofyan, Ketua Kompartemen Media Relation Gapki, menjelaskan bahwa saat ini banyak kaum muda dan selebriti di India mulai menyebarkan kampanye yang menyatakan bahwa produk sawit Indonesia tidak sehat. Mereka secara tegas menyatakan penolakan untuk menggunakan produk minyak kelapa sawit Indonesia.
Padahal, lanjut Fenny, India sangat bergantung pada kelapa sawit dari Indonesia, dengan India sebagai salah satu importir terbesar produk minyak kelapa sawit Indonesia. "Jika dulu diskriminasi dan kampanye negatif tentang sawit berasal dari Eropa, kini India, yang sangat bergantung pada sawit Indonesia, juga mulai menunjukkan sikap anti-sawit," kata Fenny dalam diskusi dengan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) di Auditorium Kementerian Pertanian (Kementan) Jakarta, Kamis lalu.
Fenny menambahkan bahwa banyak banner dan iklan dari selebriti dan kaum muda di India yang menyoroti ketidaksehatan minyak sawit Indonesia. Kesadaran akan pentingnya kesehatan ini mulai meningkat sejak pandemi COVID-19, yang kemudian digunakan oleh para campaigner negatif sawit sebagai isu yang efektif.
Oleh karena itu, Fenny menegaskan bahwa industri sawit dan pemerintah Indonesia tidak boleh lengah dan membiarkan kampanye negatif ini berkembang. Gapki bersama Malaysia Palm Oil Association dan CPOPC telah mulai menyuarakan kampanye positif tentang minyak sawit.
"Kita tidak boleh lengah dan membiarkan ini terjadi. Gapki bersama Malaysia Palm Oil Association dan CPOPC telah mulai melakukan kampanye positif," ujarnya. Fenny juga mencatat bahwa India mulai berusaha mengurangi ketergantungan mereka pada impor sawit Indonesia dengan membangun perkebunan sawit sendiri. Namun, ia menekankan bahwa Indonesia tidak perlu khawatir karena India masih belum bisa memenuhi seluruh kebutuhan dalam negerinya dan tetap akan bergantung pada impor sawit dari Indonesia.
"India mulai resah dengan ketergantungan mereka terhadap sawit dan membuka perkebunan sendiri. Namun, mereka masih belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan dalam negeri mereka, jadi mereka hanya mencoba mengurangi risiko tertinggi," pungkasnya.
Sumber : cnbcindonesia.com