Aceh ekspor 10.300 ton cangkang sawit ke Jepang melalui Pelabuhan Lhokseumawe. Karantina Aceh memastikan kualitas ekspor dengan pemeriksaan ketat dan fumigasi.
Arsad Ddin
4 April 2025Aceh ekspor 10.300 ton cangkang sawit ke Jepang melalui Pelabuhan Lhokseumawe. Karantina Aceh memastikan kualitas ekspor dengan pemeriksaan ketat dan fumigasi.
Arsad Ddin
4 April 2025(Foto: ig/karantinaaceh)
Aceh, HAISAWIT - Sebanyak 10.300 ton cangkang sawit dari Aceh diekspor ke Jepang melalui Pelabuhan Laut Lhokseumawe. Kegiatan ini dilakukan setelah melewati serangkaian pemeriksaan karantina pada Rabu (12/03/2025).
Pengiriman cangkang sawit ini memiliki nilai ekonomi mencapai Rp21 miliar. Hingga saat ini, ekspor dari Aceh ke Jepang telah dilakukan sebanyak empat kali dengan total volume lebih dari 40.000 ton.
Penanggung Jawab (PJ) Satuan Pelayanan (Satpel) Pelabuhan Laut Lhokseumawe, Aksyal, mengatakan bahwa setiap cangkang sawit yang diekspor wajib melalui prosedur karantina.
"Hal tersebut untuk memastikan cangkang sawit bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina (optk)," urainya Aksyal, dikutip dari akun Balai Karantina Aceh, Jumat (04/04/2025).
Proses karantina mencakup pemeriksaan serta fumigasi dengan bahan aktif Phosphine (Ph3). Langkah ini dilakukan oleh fumigator yang telah terdaftar dan diregistrasi oleh Badan Karantina Pertanian Indonesia.
Cangkang sawit asal Aceh saat ini diekspor melalui Pelabuhan Krueng Geukueh. Dari awal 2025, pengiriman telah mencapai empat kali pengapalan dengan nilai ekonomi sebesar Rp80 miliar.
Kepala Karantina Aceh, Muhammad Burlian, menyampaikan bahwa jaminan kualitas menjadi perhatian utama dalam setiap ekspor komoditas.
"Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap komoditas yang diekspor memenuhi persyaratan karantina. Ini adalah bentuk tanggung jawab kami dalam mendukung perdagangan global dan melindungi sumber daya hayati Indonesia," kata Burlian.
Ekspor cangkang sawit memberikan dampak ekonomi bagi daerah penghasilnya. Selain mendukung industri perkebunan, perdagangan ini juga berdampak pada sektor tenaga kerja dan logistik di Aceh.
Dengan adanya pengawasan ketat dari karantina, ekspor cangkang sawit agar tetap berjalan lancar. Jepang menjadi salah satu tujuan utama, mengingat permintaan yang terus meningkat dari negara tersebut.***