
Foto : Gubernur Riau Abdul Wahid (baju coklat tengah) bersama Direktur Bisnis dan Pengembangan Industri PT Agrinas Palma Nusantara (Persero), Prof. Dr. Edi Slamet Irianto di kediaman resmi Gubernur, Selasa (17/06/2025). (Foto: Dok. Agrinas Palma).
Pekanbaru, HAISAWIT – Direktur Bisnis dan Pengembangan Industri PT Agrinas Palma Nusantara (Persero), Prof. Dr. Edi Slamet Irianto, bertemu dengan Gubernur Riau Abdul Wahid di kediaman resmi Gubernur, Selasa (17/06/2025).
Pertemuan tersebut berlangsung dalam suasana santai namun membahas hal-hal penting terkait masa depan industri sawit di Provinsi Riau. Diskusi mencakup pembangunan ekosistem sawit yang tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga pada penguatan industri hilir.
Dalam pertemuan itu, Prof. Edi menekankan pentingnya menjadikan sawit sebagai penggerak ekonomi lokal melalui pengembangan industri bernilai tambah. Ia menyampaikan gagasan tersebut kepada Gubernur Riau.
“Sawit bukan hanya soal hasil panen, tetapi juga tentang penguatan industri hilir dan pembukaan lapangan kerja,” ujar Prof. Edi, dikutip dari laman Agrinas Palma, Rabu (18/06/2025).
Ia menambahkan, Riau memiliki potensi besar tidak hanya sebagai lumbung bahan baku, tetapi juga sebagai pusat pengembangan produk turunan berbasis sawit. Termasuk di dalamnya, industri energi terbarukan.
“Kami melihat peluang besar di Riau. Tapi bukan hanya sebagai pemasok bahan baku. Kita ingin ada transformasi nilai tambah, melalui industri pengolahan, bioproduk, hingga energi terbarukan berbasis sawit,” ucap Prof. Edi.
Gubernur Riau Abdul Wahid menyambut gagasan tersebut dengan antusias. Menurutnya, Riau terbuka terhadap kolaborasi strategis yang memiliki visi jangka panjang dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
“Selama ini sawit menjadi berkah sekaligus tantangan bagi kami. Yang kami butuhkan adalah mitra yang punya visi jangka panjang, yang tidak hanya datang untuk menanam dan pergi,” kata Abdul Wahid.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan Direktorat Perkebunan APN, Dr. Triana Dewi Seroja, dan Kepala Subdivisi TJSL Farah Valensiyah Inggrid. Mereka mendampingi Prof. Edi dalam menjabarkan peluang kemitraan.
Selain itu, diskusi juga melibatkan Bupati Pelalawan H. Zukri, Bupati Indragiri Hulu Ade Agus Hartanto, dan Kepala DPMPTSP Provinsi Riau Drs. H. Helmi D, M.Pd. Kehadiran para pejabat ini memperluas ruang dialog antarwilayah.
Sebagai kelanjutan dari pembicaraan tersebut, disepakati pembentukan tim kerja bersama. Tujuannya untuk merancang nota kesepahaman dan menyusun peta jalan transformasi industri sawit berkelanjutan.
Prof. Edi juga menyebut bahwa pendekatan korporatisasi petani akan menjadi salah satu strategi yang ditawarkan APN dalam pengembangan program sawit terpadu di Riau.
“Dengan pendekatan korporatisasi petani dan transfer teknologi, kita ingin mendorong agar masyarakat Riau bukan hanya menjadi pekerja, tapi juga pemilik nilai dari hulu ke hilir,” ungkapnya.
Ia menyatakan kesiapan APN untuk berperan aktif dalam pengembangan ekonomi lokal berbasis sumber daya sawit di Riau melalui kemitraan dengan pemangku kepentingan daerah.
“Ini bukan hanya kerja sama antar lembaga, tapi juga antar visi. APN siap menjadi bagian dari cerita sukses Riau dalam membangun ekonomi berbasis sumber daya lokal,” ucap Prof. Edi.
Selain membahas penguatan industri hilir, pertemuan itu juga menyinggung pentingnya pembangunan sentra pelatihan, integrasi riset pertanian, hingga skema kemitraan dengan BUMDes dan koperasi petani yang diyakini dapat memperluas dampak ekonomi dari sektor sawit di tingkat akar rumput.***