Dr Karina Rahmadia Ekawidyani dari IPB University memaparkan cara agar gorengan tetap lezat namun lebih sehat. Salah satunya dengan memilih minyak sawit segar dan menjaga kebersihan proses produksi.
Arsad Ddin
2 Juli 2025Dr Karina Rahmadia Ekawidyani dari IPB University memaparkan cara agar gorengan tetap lezat namun lebih sehat. Salah satunya dengan memilih minyak sawit segar dan menjaga kebersihan proses produksi.
Arsad Ddin
2 Juli 2025Bogor, HAISAWIT – Dosen Departemen Gizi Masyarakat IPB University, Dr Karina Rahmadia Ekawidyani, menjelaskan sejumlah kiat praktis agar gorengan lebih sehat tanpa kehilangan cita rasa, khususnya bagi masyarakat yang mengandalkan minyak sawit berkualitas.
Menurut Dr Karina, budaya makan gorengan sudah mengakar kuat di tengah masyarakat Indonesia karena rasa gurih dan tekstur khasnya.
“Rasa gurih dan tekstur gorengan yang renyah memang cocok dengan lidah orang Indonesia. Selain itu, gorengan mudah didapat dengan harga yang relatif terjangkau,” ujar Dr Karina, dikutip dari laman IPB University, Rabu (02/06/2025).
Meski begitu, konsumsi gorengan berlebihan berpotensi memicu berbagai risiko kesehatan jangka pendek hingga jangka panjang. Di antaranya gangguan pencernaan, peningkatan asam lambung, obesitas, hingga penyakit kronis.
Dr Karina mengingatkan pentingnya mematuhi rekomendasi lembaga kesehatan dunia terkait konsumsi lemak.
“World Health Organization (WHO) merekomendasikan pembatasan asupan lemak jenuh maksimal 10 persen dari total energi harian dan lemak trans kurang dari 1 persen,” jelasnya.
Ia juga membagikan tips praktis agar gorengan tetap renyah tetapi lebih sehat. Salah satunya menjaga suhu minyak sawit pada kisaran 175–190°C agar makanan tak menyerap banyak minyak.
Selain itu, Dr Karina menyarankan memotong bahan makanan dalam ukuran lebih kecil.
“Potonglah makanan dalam ukuran kecil agar cepat matang dan tidak menyerap banyak minyak,” ucapnya.
Langkah lain yang disebutkan adalah meniriskan gorengan di rak pendingin atau tisu dapur, serta menghindari penggunaan minyak goreng secara berulang demi menjaga kualitas.
Dr Karina turut menyinggung peran pelaku UMKM yang banyak mengandalkan usaha gorengan.
“UMKM perlu diberdayakan untuk menawarkan gorengan yang lebih sehat dan menjaga kualitas bahan baku serta kebersihan proses produksi,” katanya.
Sebagai tambahan, Dr Karina juga mendorong konsumen untuk lebih selektif memilih minyak goreng dan membatasi jumlah gorengan sebagai bagian dari pola makan seimbang.
Fakta lain yang disampaikan, penggunaan minyak sawit segar dengan suhu tepat diyakini dapat membantu mengurangi kadar lemak berlebih yang terkandung dalam gorengan.
Upaya-upaya sederhana ini dinilai dapat membantu menjaga kenikmatan gorengan sekaligus meminimalkan risiko kesehatan yang timbul akibat konsumsi lemak berlebihan.****