Sebanyak 30 petani sawit dan penyuluh dari Kabupaten Lebak mengikuti Pelatihan ISPO Angkatan I yang diselenggarakan oleh TKM dengan dukungan BPDPKS dan Ditjenbun melalui Program SDMPKS 2025.
Arsad Ddin
24 Juni 2025Sebanyak 30 petani sawit dan penyuluh dari Kabupaten Lebak mengikuti Pelatihan ISPO Angkatan I yang diselenggarakan oleh TKM dengan dukungan BPDPKS dan Ditjenbun melalui Program SDMPKS 2025.
Arsad Ddin
24 Juni 2025Lebak, HAISAWIT – Pelatihan Sertifikasi ISPO Angkatan I resmi digelar di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit (SDMPKS) Tahun 2025.
Pelatihan tersebut dilaksanakan oleh PT Titian Karsa Mandiri (TKM) sebagai pelaksana kegiatan. Dukungan penuh diberikan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun), Kementerian Pertanian.
Kegiatan berlangsung mulai 23 hingga 28 Juni 2025 di Le Dian Hotel and Cottages, Serang – Banten. Sebanyak 30 peserta dari wilayah Kabupaten Lebak terlibat aktif dalam pelatihan ini.
Para peserta terdiri dari pekebun kelapa sawit dan perwakilan Dinas Pertanian setempat. Mereka juga akan berperan dalam penyuluhan dan sosialisasi ke kelompok tani di masing-masing wilayah.
Pelatihan ini tidak hanya dilakukan di ruang kelas, tetapi juga dilengkapi dengan kegiatan praktik lapangan. Peserta diajak melihat langsung penerapan prinsip ISPO di kebun sawit.
Materi pelatihan mencakup berbagai aspek penting. Di antaranya adalah legalitas lahan dan kebun, prinsip dan kebijakan ISPO, manajemen kebun berkelanjutan, hingga penguatan kelembagaan pekebun.
Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma Ditjenbun, Ardi Praptono, turut hadir dan memberikan sambutan. Ia menyampaikan pentingnya pelatihan ini dalam mendukung kapasitas pekebun sawit Indonesia.
“Melalui pelatihan ini, kami ingin memastikan bahwa petani sawit Indonesia, khususnya di Kabupaten Lebak, memiliki kompetensi yang diakui secara profesional agar mampu bersaing dalam industri yang semakin dinamis,” ujar Ardi Praptono.
Selama pelatihan, peserta mendapatkan bimbingan dari para ahli di bidang perkebunan dan sistem sertifikasi ISPO. Asesmen juga dilakukan oleh lembaga pelatihan resmi mitra BPDPKS.
Salah satu peserta, Johan Marsuditama, menyampaikan pengalamannya selama mengikuti pelatihan. Ia mengaku mendapatkan banyak hal baru yang dapat diterapkan dalam kelompok taninya.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat. Saya jadi lebih memahami bagaimana memimpin kelompok tani dan mengelola kebun dengan cara yang lebih efisien dan unggul,” ujar Johan.
Di akhir kegiatan, seluruh peserta memperoleh sertifikat pelatihan ISPO. Sertifikat ini menjadi bagian dari pengakuan terhadap peningkatan kapasitas mereka dalam pengelolaan perkebunan sawit.
Informasi dari penyelenggara menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan pelatihan ISPO angkatan pertama yang diselenggarakan TKM di Lebak tahun ini. Seluruh tahapan pelatihan disusun mengikuti standar program SDMPKS 2025.
Pelaksanaan kegiatan didanai penuh melalui skema pendanaan dari BPDPKS. Adapun pelatihan ini sejalan dengan program pemerintah dalam memperluas akses sertifikasi ISPO di tingkat pekebun.
Program pelatihan ISPO ini merupakan bagian dari kerja sama antara pemerintah, mitra pelatihan, dan pemangku kepentingan sawit lainnya. Fokus utama pelatihan adalah peningkatan kapasitas sumber daya manusia sawit di sektor hulu.***