DPRD Bengkulu Desak Pemerintah Stabilkan Harga Sawit Jelang Lebaran

Penurunan harga TBS sawit menjelang Idul Fitri memicu keluhan dari petani di Bengkulu. DPRD meminta pemerintah daerah segera mencari solusi agar harga sawit kembali stabil dan tidak merugikan petani.

BERITA

Arsad Ddin

28 Maret 2025
Bagikan :

(Foto: rri.co.id)

Bengkulu, HAISAWIT - Anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari daerah pemilihan Mukomuko, Andy Suhary, meminta pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk menstabilkan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Menjelang Hari Raya Idul Fitri, harga TBS mengalami penurunan yang berdampak langsung pada ekonomi petani.

Harga TBS di Bengkulu mengalami penurunan hingga menyentuh Rp50.000 per ton. Sementara itu, harga kebutuhan pokok terus mengalami kenaikan. Kondisi ini menambah beban petani, terutama dalam menghadapi persiapan Lebaran.

Andy Suhary mengkritik pemerintah yang dianggap belum memberikan solusi konkret atas persoalan ini. Menurutnya, kebijakan yang berpihak pada petani sangat diperlukan agar mereka tidak semakin terpuruk secara ekonomi.

“Bila petani terus menjerit akibat harga TBS yang anjlok, apalagi menjelang Lebaran, maka kita harus bertanya, di mana peran pemerintah dalam memperjuangkan ekonomi rakyat?” ujar Andy Suhary, dikutip dari rri.co.id, Jumat (28/03/2025).

Selain itu, keluhan juga disampaikan oleh petani sawit di Mukomuko yang merasakan dampak langsung dari penurunan harga. Mereka menilai harga TBS yang turun tidak sejalan dengan stabilnya harga minyak sawit mentah (CPO).

Salah satu petani sawit, Alfian, mengungkapkan keresahannya terhadap kondisi yang terjadi saat ini. Ia berharap pemerintah dapat segera mengambil tindakan agar harga TBS kembali stabil.

“Kami berharap persoalan ini sampai ke telinga Pak Gubernur. Masa menjelang Lebaran, harga TBS malah turun, sementara harga kebutuhan pokok terus naik, bahkan upah pekerja juga ikut naik,” keluh Alfian.

Turunnya harga TBS memunculkan dugaan adanya permainan harga di tingkat pabrik. Beberapa petani menduga pabrik-pabrik kelapa sawit sengaja menekan harga karena mengetahui petani membutuhkan uang dalam waktu dekat.***

Bagikan :

Artikel Lainnya