Hilirisasi Sawit Jadi Prioritas, Ini Empat Aspek Utama dalam RPJPN 2025-2045

Hilirisasi sawit menjadi bagian dari kebijakan nasional dalam RPJPN 2025-2045. Bappenas menyebutkan empat aspek utama yang akan diperkuat untuk memastikan daya saing dan keberlanjutan industri ini.

BERITA

Arsad Ddin

13 Maret 2025
Bagikan :


Seminar Nasional "Peran Strategis Kelapa Sawit Menuju Indonesia Emas 2045" di Jakarta, Senin (24/02/2025). (Foto: Tangkapan layar reels rpn.id)

Jakarta, HAISAWIT - Seminar Nasional yang membahas hilirisasi sawit dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 digelar di Jakarta, Senin (24/02/2025). Acara ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dari pemerintah, akademisi, dan pelaku industri sawit.

Perwakilan Direktorat Pangan dan Pertanian Kementerian PPN/Bappenas, Puspita Suryaningtyas, S.P., MBA., MGES, menyampaikan bahwa hilirisasi sawit menjadi salah satu agenda utama dalam kebijakan pembangunan jangka panjang. Pemerintah telah menetapkan empat aspek utama untuk mendorong hilirisasi industri ini.

Empat aspek utama tersebut meliputi penguatan ekosistem industrialisasi, peningkatan kapasitas produksi untuk kebutuhan dalam negeri, penguatan daya saing industri menuju ekspansi global, serta pencapaian target ekspor. Langkah-langkah ini menjadi bagian dari strategi pembangunan berkelanjutan.

“Hilirisasi sawit akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan, mengingat posisi Indonesia sebagai produsen utama minyak sawit mentah (CPO),” kata Puspita, dikutip dari laman PTPN III, Kamis (13/03/2025).

Dalam kesempatan yang sama, Direktur PT RPN, Iman Yani Harahap, menyoroti tantangan dalam memenuhi kebutuhan domestik tanpa mengorbankan pendapatan dari ekspor. Menurutnya, produktivitas sawit harus terus ditingkatkan agar kedua kepentingan tersebut dapat berjalan seimbang.

“Tentu kita harus mengupayakan keduanya. Artinya, salah satu hal penting yang saat ini harus diperhatikan adalah produktivitas sawit,” ujar Iman.

Selain aspek ekonomi, keberlanjutan juga menjadi fokus utama dalam pengembangan industri sawit. Iman menyebut bahwa upaya pencegahan degradasi tanah dan peningkatan kualitas lahan menjadi bagian dari strategi keberlanjutan yang diterapkan.

“Dari sisi keberlanjutan, kami terus berupaya melakukan pencegahan degradasi tanah dan perbaikan kualitas tanah melalui konsep kesehatan tanah dengan pemanfaatan produk samping, penerapan praktik kultur teknis yang ramah lingkungan, sampai dengan implementasi sertifikasi keberlanjutan (ISPO, RSPO),” jelasnya.***

Bagikan :

Artikel Lainnya