Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud mendorong pengembangan industri kelapa sawit di KEK Maloy Kutai Timur untuk menyerap produksi sawit dari Kaltara hingga Sulawesi.
Arsad Ddin
7 April 2025Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud mendorong pengembangan industri kelapa sawit di KEK Maloy Kutai Timur untuk menyerap produksi sawit dari Kaltara hingga Sulawesi.
Arsad Ddin
7 April 2025Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud dorong pengembangan industri sawit di KEK MBTK Kutai Timur (Foto: ig/pemprov_kaltim)
Kutai Timur, HAISAWIT – Keinginan Gubernur Kalimantan Timur H Rudy Mas’ud agar industri kelapa sawit dikembangkan di Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK) disampaikannya saat berada di Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada Samarinda, beberapa waktu lalu.
Provinsi Kalimantan Timur memiliki lahan operasional kelapa sawit yang cukup luas, mencapai sekitar 1,4 juta hektare.
Gubernur menyampaikan bahwa lokasi KEK MBTK di Kabupaten Kutai Timur dinilai strategis untuk pengembangan industri kelapa sawit.
Menurutnya, kawasan Maloy memiliki potensi untuk menjadi simpul industri regional, termasuk menampung pasokan sawit dari luar Kaltim.
“Kedepan, kita harapkan pengembangan industri kelapa sawit di KEK MBTK mampu menyerap produksi sawit dari Kaltara, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah,” katanya, dikutip laman Pemprov Kaltim, Senin (07/04/2025).
Ia menambahkan, lokasi Maloy dinilai lebih efisien secara jarak dibandingkan daerah lain yang juga mengusulkan pengembangan industri sawit.
"Karena jaraknya juga tidak terlalu jauh dari Maloy," ucapnya.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara sebelumnya menawarkan kerja sama, namun menginginkan agar industri sawit dibangun di wilayah mereka.
Namun Gubernur Kaltim menolak usulan tersebut dan meminta agar investasi diarahkan ke KEK MBTK Kutai Timur.
Ia menilai kawasan tersebut dapat memberdayakan aset-aset milik Pemprov Kaltim yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.
Jika potensi kawasan Maloy diaktifkan, kata Gubernur, maka dapat menggerakkan perekonomian daerah dan membuka lapangan kerja.
"Jika kawasan ini hidup, tentu akan menjadi sumber penting bagi peningkatan penerimaan daerah. Ekspor minyak sawit dan olein bisa dilakukan dari sini," katanya.
KEK MBTK juga berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II, jalur strategis untuk perdagangan internasional.
Selain letak geografis yang mendukung, pengembangan kawasan ini juga berpeluang mendatangkan investasi baru dan memperkuat posisi Kaltim dalam rantai pasok industri sawit nasional.
Dengan rencana ini, Kutai Timur berpeluang menjadi salah satu simpul industri sawit lintas pulau, menyerap hasil dari berbagai daerah dan menggerakkan ekonomi kawasan.***