Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Eddy Abdurrachman, menyatakan komitmennya untuk terus menguatkan dan meningkatkan pemberdayaan sektor perkebunan kelapa sawit.
Novi
6 April 2024Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Eddy Abdurrachman, menyatakan komitmennya untuk terus menguatkan dan meningkatkan pemberdayaan sektor perkebunan kelapa sawit.
Novi
6 April 2024Jakarta - Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Eddy Abdurrachman, menyatakan komitmennya untuk terus menguatkan dan meningkatkan pemberdayaan sektor perkebunan kelapa sawit. Program penelitian dan pengembangan (Litbang dan Riset) yang diterapkan oleh BPDPKS dari hulu hingga hilir merupakan salah satu upaya konkret untuk memperkuat, mengembangkan, dan meningkatkan daya saing perkebunan serta industri kelapa sawit di Indonesia. Menurut Eddy, hal ini diungkapkan dalam sebuah rilis pada Jumat, 5 April 2024.
Anggota Komite Litbang BPDPKS, Tony Liwang, menyampaikan bahwa semakin banyak hasil penelitian yang dihasilkan, semakin baik pula dampaknya. Lebih lanjut, ia mengemukakan bahwa hasil penelitian yang melimpah akan memberikan dampak positif bagi produk kelapa sawit Indonesia, baik bagi petani maupun di pasar global. Tony juga menekankan pentingnya terciptanya produk-produk baru dari hasil riset, yang akan memberikan nilai tambah bagi industri kelapa sawit.
Menurut Tony, banyak produk yang dapat dihasilkan dari bahan baku kelapa sawit, seperti sabun, sampo, dan bahkan helm sepeda motor yang terbuat dari serat kelapa sawit. Ia menjelaskan bahwa hampir seluruh bagian pohon kelapa sawit dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan berbagai produk turunan. Nilai tambah dari produk-produk ini jauh lebih besar daripada minyak kelapa sawit mentah (CPO). Tony juga mengungkapkan bahwa cangkang kelapa sawit banyak diekspor ke Jepang, di mana cangkang tersebut dapat diolah menjadi filter air.
Selain fokus pada penelitian dan pengembangan, BPDPKS juga aktif dalam melakukan sosialisasi kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hal ini dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti yang dilaksanakan di Yogyakarta pada Maret 2024 lalu. Kepala Divisi UMKM BPDPKS, Helmi Muhansyah, menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas UMKM kelapa sawit serta mendorong peningkatan status mereka.
Helmi menambahkan bahwa BPDPKS terbuka untuk kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk asosiasi petani kelapa sawit, instansi pemerintah, perguruan tinggi, dan pihak lainnya yang terlibat. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengenalkan, mengembangkan, dan mendorong hilirisasi produk-produk kelapa sawit, terutama bagi pelaku UMKM. Upaya ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan bagi para pelaku industri kelapa sawit, termasuk UMKM.
Sumber : borneonews.co.id