Mahasiswa Universitas Jambi berhasil menciptakan nano-biobriket dari limbah kelapa sawit sebagai energi terbarukan, berpotensi menggantikan bahan bakar fosil
Arsad Ddin
17 Oktober 2024Mahasiswa Universitas Jambi berhasil menciptakan nano-biobriket dari limbah kelapa sawit sebagai energi terbarukan, berpotensi menggantikan bahan bakar fosil
Arsad Ddin
17 Oktober 2024Mendalo, HAISAWIT - Mahasiswa Program Studi Kimia Universitas Jambi (Unja) berhasil menciptakan nano-biobriket dari limbah kelapa sawit yang berpotensi sebagai sumber energi terbarukan.
Tim yang terdiri dari Vinanta Yulianti, Septia Wulandari, Raden Muhammad Khairul Umam Gibran, dan Zaifudiin Zuhro Tholallah, di bawah bimbingan Restina Bemis, S.Si., M.Si., sukses mengembangkan produk ini dengan dukungan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk kegiatan riset sawit tingkat nasional.
Dilihat dalam laman resmi Unja, Selasa (15/10/2024), diketahui bahwa inovasi nano-biobriket ini terinspirasi oleh tingginya volume limbah yang dihasilkan dari industri kelapa sawit di Provinsi Jambi. Menurut Vinanta, ketua tim, penciptaan material ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan limbah sekaligus menjawab tantangan peningkatan konsumsi energi dalam negeri yang mencapai 10% setiap tahunnya.
Nano-biobriket terbuat dari limbah padat kelapa sawit seperti pelepah, serat, cangkang, dan tandan buah kosong, serta menggunakan limbah cair berupa Palm Oil Mill Effluent (POME) sebagai perekat. Produk ini telah memenuhi standar SNI 01/6235/2000, dengan kadar air 7,32%, kadar abu 2,20%, nilai kalor sebesar 7769 Kcal/Kg, dan laju pembakaran 0,087 gr/menit.
“Saya merasa bangga atas prestasi luar biasa yang didapatkan oleh Tim Riset sawit ini dan hasil yang didapatkan membuktikan inovasi nano-biobriket limbah kelapa sawit mempunyai potensi yang besar sebagai renewable energy pengganti energi fosil,” ujar Restina Bemis, S.Si., M.Si., seperti dilihat dalam laman resmi Unja, Selasa (15/10/2024).
Kegiatan penelitian ini juga memberikan pengalaman berharga bagi tim riset, termasuk workshop dan lomba riset sawit yang diadakan di Pekanbaru pada bulan Februari 2024. Tim juga akan mengikuti monitoring dan evaluasi di Jakarta pada bulan Juni 2024, serta penutupan kegiatan riset di Bali pada bulan Oktober 2024. Inovasi ini diharapkan tidak hanya memberikan solusi untuk limbah, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan energi di Indonesia.***