Perkebunan jadi penyumbang ekspor terbesar, penting untuk energi terbarukan
Arsad Ddin
17 September 2024Perkebunan jadi penyumbang ekspor terbesar, penting untuk energi terbarukan
Arsad Ddin
17 September 2024
Foto : ditjenbun.pertanian.go.id
Tangerang, HAISAWIT - Perkebunan Indonesia terus menunjukkan potensi besar dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan. Dalam acara Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) 2024 yang berlangsung di ICE BSD, Tangerang, investasi dalam subsektor perkebunan kembali menjadi sorotan utama.
Subsektor ini dinilai memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja bagi jutaan masyarakat. Ditjenbun dalam portal resminya, Senin (16/09/2024), menyebutkan bahwa subsektor perkebunan merupakan salah satu pilar utama dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045. Komoditas unggulan seperti kelapa sawit, karet, kakao, kopi, dan teh memainkan peran strategis dalam peningkatan devisa negara.
“Subsektor perkebunan, seperti kelapa sawit, karet, kakao, kopi, dan teh, merupakan komoditas unggulan yang menyumbang devisa besar bagi negara dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah signifikan,” ujar Heru Tri Widarto, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perkebunan, seperti dilihat dari portal resmi Ditjenbun, Senin (16/09/2024).
Ardi Praptono, Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, menambahkan bahwa subsektor perkebunan Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan menjadi penyumbang utama nilai ekspor.
“Potensi subsektor perkebunan Indonesia menjadi penyumbang nilai ekspor yang terbesar, lebih besar dari migas (data BPS Tahun 2022),” ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran jutaan petani kecil dalam mendukung keberhasilan sektor ini.
“Dengan jutaan petani kecil terlibat, subsektor perkebunan mendorong terciptanya lapangan kerja langsung maupun tidak langsung,” tambah Ardi.
Selain itu, subsektor perkebunan juga berperan penting dalam ketahanan energi melalui bioenergi yang dapat menggantikan bahan bakar fosil.
“Perkebunan menjadi alternatif ketahanan energi pengganti bahan bakar fosil (bioenergi),” tambahnya lagi.
Namun, tantangan yang dihadapi oleh subsektor perkebunan tidak bisa diabaikan. Prayudi Syamsuri, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementerian Pertanian, menjelaskan pentingnya peremajaan dalam industri perkebunan.
“Posisi perusahaan perkebunan kita harus dilakukan peremajaan karena cenderung tidak produktif. Perusahaan benih pasti akan memiliki prospek yang cerah karena banyak yang mencari dan membutuhkan benih unggul,” jelas Prayudi.
Ia juga mendorong para pengusaha untuk tidak ragu berinvestasi di subsektor perkebunan.
“Mari kita jadikan perkebunan menjadi landasan ekonomi yang kuat untuk negara kita,” tegasnya.
Dalam kesempatan lain, Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menegaskan bahwa subsektor perkebunan memiliki peran penting dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045.
“Melalui strategi ini, subsektor perkebunan tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam pasar komoditas global yang berkelanjutan,” imbuh Sudaryono.
Dengan fokus pada keberlanjutan dan investasi, subsektor perkebunan diharapkan menjadi salah satu pilar utama dalam pembangunan ekonomi Indonesia di masa depan.***