Indonesia dan AZEC memperkuat kerja sama dalam transisi energi bersih dengan mengembangkan proyek-proyek strategis, termasuk bio-avtur dan PLTP Muara Laboh.
Arsad Ddin
23 Februari 2025Indonesia dan AZEC memperkuat kerja sama dalam transisi energi bersih dengan mengembangkan proyek-proyek strategis, termasuk bio-avtur dan PLTP Muara Laboh.
Arsad Ddin
23 Februari 2025(Foto: ekon.go.id)
Jakarta, HAISAWIT - Kolaborasi antara Indonesia dan Asia Zero Emission Community (AZEC) semakin berkembang. Salah satu fokus utama dalam kerja sama ini adalah pengembangan bio-avtur berbasis kelapa sawit untuk mendukung transisi energi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Chairman Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Tadashi Maeda dan Ambassador for the promotion of AZEC Takio Yamada di Jakarta, Jumat (21/02). Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas proyek-proyek strategis dalam transisi energi.
“Indonesia berharap untuk terus ada peningkatan dan pengembangan dalam proyek-proyek AZEC, salah satunya proyek PLTSa Legok Nangka yang dapat dijadikan sebagai proyek percontohan,” ungkap Menko Airlangga, dikutip, Minggu (23/02/2025).
Salah satu proyek yang dibahas dalam pertemuan ini adalah produksi bio-avtur dari kelapa sawit. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil di sektor penerbangan.
Pemerintah Indonesia terus berupaya mempercepat pengembangan energi bersih, termasuk bahan bakar penerbangan berbasis kelapa sawit. Teknologi ini dikembangkan untuk mendukung target net-zero emission.
Kolaborasi dengan AZEC diharapkan dapat mempercepat implementasi proyek-proyek energi hijau di Indonesia. Termasuk di dalamnya proyek PLTP Muara Laboh dan pengembangan jaringan transmisi Jawa-Sumatera.
“Kita perlu segera merealisasikan komitmen kedua kepala negara terkait pengembangan dan implementasi proyek unggulan dalam kerangka AZEC, khususnya PLTP Muara Laboh,” ujar Menko Airlangga.
Dalam pertemuan tersebut, pemerintah juga menawarkan peluang kerja sama dalam pengembangan energi terbarukan lain. Salah satunya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Riau.
Pemerintah melihat potensi besar dalam bio-avtur kelapa sawit sebagai sumber energi berkelanjutan. Dengan dukungan teknologi dan investasi, proyek ini diharapkan dapat segera dikomersialkan.
“Kita akan upayakan agar proyek-proyek pada kategori III dan II untuk ditingkatkan menjadi kategori I sehingga dapat segera terlihat manfaatnya bagi perekonomian,” pungkas Menko Airlangga.
Kerja sama ini mencerminkan langkah konkret Indonesia dalam transisi energi bersih. Pengembangan bio-avtur berbasis kelapa sawit menjadi bagian dari strategi besar dalam mencapai target energi berkelanjutan.***