Kolaborasi UKMK Batik Sawit BPDPKS dengan 50 Pembatik Perempuan dalam Proyek 'Semangat Kartini Sm-art Batik

Hari Kartini selalu mengingatkan kita akan perjuangan luar biasa R.A. Kartini dalam memperjuangkan kesetaraan bagi perempuan.

BERITA

HLS Redaksi

21 April 2024
Bagikan :

Yogyakarta - Hari Kartini selalu mengingatkan kita akan perjuangan luar biasa R.A. Kartini dalam memperjuangkan kesetaraan bagi perempuan. Lebih dari sekadar menjadi pahlawan dalam emansipasi perempuan, Kartini juga dikenal sebagai pelopor dalam memperkenalkan seni batik pada zamannya. Inspirasi dari perjuangan Kartini telah membara dalam diri Miftahudin Nur Ihsan (Ihsan), yang bersama istrinya, Dinar Indah Lufita Sari, mendirikan UKMK Batik Sawit dengan merek Sm-art Batik (CV. Smart Batik Indonesia) pada tahun 2018. Pertemuan Ihsan dengan BPDPKS pada pameran Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia 2023 di Makassar membuka jalan baru bagi Sm-art Batik.

Dalam acara tersebut, Ihsan mulai mengenali potensi sawit dalam industri batik, dan pada Agustus 2023, ia mulai memproduksi batik menggunakan malam sawit. Respons positif dari Divisi UKMK BPDPKS terhadap sampel batik sawit produksi Ihsan membawa Sm-art Batik ke berbagai kesempatan promosi, termasuk acara-acara seperti Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2023 di Nusa Dua Bali, Forum Sawit Indonesia 2023 di Yogyakarta, dan pameran International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) 2024 di Jakarta. Ihsan juga menjadi narasumber di berbagai kegiatan UKMK BPDPKS di Palembang, Malang, Medan, dan Yogyakarta.

Namun, kesempatan-kesempatan tersebut tidak membuat Ihsan berpuas diri. Sebaliknya, dengan kepercayaan yang diberikan, Ihsan terus mengembangkan industri batik sawitnya. Dengan bantuan istrinya, yang juga mahasiswi doktoral ilmu kimia UGM, Ihsan dan tim Smart Batik berhasil menemukan formula pembuatan malam sawit dengan bahan sederhana, serta berhasil membuat batik dengan pewarna dari bahan sawit. Motif-motif yang dikembangkan pun saat ini bernuansa sawit, dari yang klasik hingga kontemporer.

Saat ini, Sm-art Batik melibatkan 56 pembatik, 53 di antaranya adalah Ibu-Ibu di pedesaan dengan rata-rata pendidikan SD dan SMP, meningkat secara signifikan dari sebelumnya. Ihsan berbagi kebahagiaannya dengan melihat Sm-art Batik berkontribusi bagi banyak orang, terutama para pembatik. Kepala Divisi UKMK BPDPKS, Helmi Muhansah, turut mengapresiasi kemajuan yang ditunjukkan oleh Sm-art Batik, mengharapkan bahwa keberhasilan ini dapat menjadi inspirasi bagi UKMK-UKMK Sawit lainnya.

Aida Fitria, Kepala Divisi LKCS BPDPKS dan Ketua Tim Implementasi Pengarusutamaan Gender BPDPKS, menegaskan bahwa langkah yang diambil oleh Sm-art Batik merupakan bagian dari upaya implementasi pengarusutamaan gender. Menurutnya, dengan mempekerjakan ibu-ibu di pedesaan, CV. Smart Batik Indonesia turut berperan dalam memajukan agenda pengarusutamaan gender. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan kesejahteraan dan kemandirian ekonomi bagi para pembatik perempuan, sehingga di masa depan akan muncul lebih banyak pembatik perempuan yang mampu mengangkat citra batik Indonesia secara global.

Aida juga menekankan bahwa sejarah mencatat peran penting Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang mayoritas dimiliki oleh perempuan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama dalam mengatasi tantangan krisis. Dengan demikian, dukungan terhadap UMKM yang dipimpin oleh perempuan seperti Sm-art Batik tidak hanya memberikan dampak ekonomi langsung, tetapi juga berpotensi memperkuat pemberdayaan perempuan secara lebih luas dalam konteks pembangunan ekonomi nasional.


Bagikan :

Artikel Lainnya