Mahasiswa ITB Juara Esai Gadjah Mada Agro Expo dengan Inovasi Sawit Berbasis AI

Faiz Ijlal Ismawan, mahasiswa Rekayasa Pertanian ITB, meraih juara kedua dalam Lomba Esai Gadjah Mada Agro Expo (GMAE) 2024. Ia mengangkat inovasi pemanfaatan kecerdasan buatan dan penginderaan jauh untuk meningkatkan efisiensi serta keberlanjutan industri kelapa sawit.

BERITA HAI INOVASI SAWIT

Arsad Ddin

10 Maret 2025
Bagikan :

Mahasiswa ITB Faiz Ijlal Ismawan memenangkan juara kedua di GMAE 2024 dengan gagasan sawit berkelanjutan berbasis teknologi (Foto: sith.itb.ac.id)

Jatinagor, HAISAWIT - Faiz Ijlal Ismawan, mahasiswa Rekayasa Pertanian Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB), berhasil meraih juara kedua dalam Lomba Esai Gadjah Mada Agro Expo (GMAE) 2024 yang digelar pada Sabtu (14/12/2024). Kompetisi ini mengangkat tema "Unveiling Palm Oil, Indonesia’s Green Gold" dan berfokus pada inovasi dalam industri kelapa sawit.

Faiz mengikuti lomba ini dengan esainya yang berjudul "PAIRS: Pemanfaatan Teknologi AI dan Remote Sensing Menuju Budidaya Kelapa Sawit yang Efektif dan Berkelanjutan". Dalam tulisannya, ia mengupas peran kecerdasan buatan dan teknologi penginderaan jauh dalam meningkatkan efisiensi perkebunan kelapa sawit.

Ia menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi ini dapat membantu industri kelapa sawit menghadapi berbagai tantangan, seperti deforestasi, penggunaan pestisida yang tidak terkendali, serta konflik sosial akibat ekspansi lahan perkebunan.

“Teknologi AI dan remote sensing memiliki potensi besar dalam mengoptimalkan sektor pertanian, khususnya dalam industri kelapa sawit,” ujar Faiz, dikutip dari laman SITH ITB, Senin (10/03/2025).

Dalam esainya, Faiz memaparkan bagaimana teknologi penginderaan jauh mampu memantau lahan secara real-time dengan bantuan citra satelit dan sensor optik. Metode ini dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan penutup lahan serta mengidentifikasi pembukaan hutan ilegal di area perkebunan.

Sebagai bagian dari solusinya, ia juga mengusulkan penerapan Convolutional Neural Network (CNN) untuk meningkatkan akurasi dalam mengenali pola vegetasi di perkebunan kelapa sawit. Teknologi ini memungkinkan sistem untuk membedakan lahan sawit dengan vegetasi lain secara lebih efektif.

“Sebagai mahasiswa Rekayasa Pertanian ITB, saya merasa penting untuk mengkaji bagaimana inovasi teknologi dapat diterapkan dalam pertanian presisi guna meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan,” kata Faiz.

Selain itu, ia juga mengusulkan pemanfaatan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) yang dilengkapi sensor dan kamera RGB untuk menciptakan sistem virtual plantation. Teknologi ini dapat memberikan gambaran tiga dimensi lahan perkebunan sehingga mempermudah analisis kesehatan tanaman.

“Dengan kemajuan teknologi digital saat ini, kita memiliki peluang besar untuk mendorong transformasi pertanian menuju sistem yang lebih cerdas dan ramah lingkungan,” ungkapnya.

Dalam kompetisi ini, Faiz bersaing dengan peserta dari berbagai perguruan tinggi dan masyarakat umum. Lomba esai GMAE menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menyampaikan gagasan inovatif dalam industri pertanian, termasuk sektor kelapa sawit.***

Bagikan :

Artikel Lainnya