Pemerintah NTB Kunjungi PMI Perkebunan Sawit di Malaysia, Pastikan Perlindungan dan Kesejahteraan

Kadisnakertrans NTB pastikan komitmen perusahaan sawit terhadap hak PMI

BERITA

Arsad Ddin

13 Desember 2024
Bagikan :

Kunjungan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal NTB (Foto: disnakertrans.ntbprov.go.id)

Kuala Lumpur, HAISAWIT – Pemerintah Provinsi NTB menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan pekerja migran Indonesia (PMI) asal NTB yang bekerja di sektor perkebunan sawit di Malaysia. Kunjungan ini dipimpin oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos., M.H., pada Senin, (9/12/2024).

Turut serta dalam rombongan tersebut adalah Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Moh. Ikhwan, dan anggota Forum Komunikasi Jurnalis Parlemen. 

Mereka bertemu dengan para PMI asal NTB yang bekerja di perusahaan kelapa sawit Malaysia.

“Ini adalah salah satu wujud perhatian pemerintah daerah terhadap PMI asal NTB, yang telah memberikan kontribusi besar bagi ekonomi keluarga maupun daerah melalui remitansi. Kami ingin memastikan bahwa mereka bekerja dalam kondisi yang aman, nyaman, dan mendapatkan perlindungan yang layak,” ujar Aryadi, seperti dilihat pada laman resmi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB, Kamis (12/12/2024).

Malaysia tetap menjadi tujuan utama bagi PMI asal NTB. Berdasarkan data tahun 2024, sekitar 70% pekerja migran asal NTB bekerja di sektor perkebunan sawit. Dari jumlah ini, mayoritas berasal dari Pulau Lombok.

Aryadi menjelaskan bahwa budaya masyarakat Lombok, yang terbiasa memanjat pohon kelapa sejak kecil, menjadi salah satu alasan mereka lebih mudah beradaptasi di perkebunan sawit Malaysia.

“Meski di Lombok tidak ada perkebunan kelapa sawit, banyak penduduk terbiasa memanjat pohon kelapa sejak kecil. Hal ini membuat mereka lebih mudah beradaptasi saat diterima bekerja di perkebunan sawit Malaysia,” ungkapnya.

Perusahaan kelapa sawit di Malaysia juga mengakui dedikasi dan etos kerja para pekerja asal Lombok. 

Senior Manajer PT Kepong Berhand, Chin Yik Loon, menyebut bahwa PMI asal Indonesia, terutama dari Lombok, memiliki fisik yang kuat dan mudah beradaptasi dengan budaya lokal.

Dalam kunjungannya, Aryadi bertemu dengan 87 pekerja asal NTB di ladang sawit PT Kepong Berhand, Kuala Lumpur. 

Ia memastikan bahwa para pekerja mendapatkan fasilitas yang layak, seperti gaji sebesar 4.000 hingga 5.000 ringgit per bulan, perlindungan asuransi kesehatan, dan perumahan yang memadai.

Salah satu pekerja, Nasrudin (45), yang telah bekerja selama 13 tahun di perusahaan tersebut, menyampaikan rasa syukurnya. Ia mengungkapkan bahwa hasil kerjanya digunakan untuk membiayai pendidikan anaknya di Indonesia.

“Uang hasil bekerja di sini saya kirimkan ke Lombok untuk keluarga. Anak saya baru saja lulus dari sekolah tinggi pariwisata di Bali. Harapan saya, dia bisa mendapatkan pekerjaan layak di Indonesia agar tidak perlu jauh dari keluarga,” ujar Nasrudin.

Pemerintah NTB terus berupaya membuka lebih banyak lapangan kerja di dalam negeri. 

Aryadi menegaskan bahwa pemerintah ingin mengurangi ketergantungan pada migrasi kerja ke luar negeri dengan memperkuat ekonomi lokal berbasis pariwisata dan industri.

“Kami ingin anak-anak muda NTB bisa bekerja di kampung halaman tanpa harus merantau jauh dari keluarga. Namun, selama kesempatan itu belum terbuka lebar, kami pastikan bahwa PMI asal NTB yang bekerja di luar negeri mendapatkan perlindungan dan kesejahteraan yang layak,” pungkas Aryadi.***


Bagikan :

Artikel Lainnya