Penanaman padi gogo di sela sawit perkuat ketahanan pangan dan energi.
Arsad Ddin
12 September 2024Penanaman padi gogo di sela sawit perkuat ketahanan pangan dan energi.
Arsad Ddin
12 September 2024
Batu Bara, HAISAWIT - Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dan penanaman padi gogo resmi dimulai di Desa Laut Tador, Kecamatan Laut Tador, Kabupaten Batu Bara. Acara tanam perdana ini dihadiri oleh Kepala Balai Penerapan Instrumen Pertanian (BPSIP) Sumatera Utara, Dr. Khadijah EL Ramija, bersama sejumlah pejabat penting, termasuk Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, Ardi Praptono, serta Penjabat (Pj) Bupati Batu Bara, Heri Wahyudi.
BSIP Sumut dalam laman resminya, Selasa (10/09/2024), menyebutkan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya peningkatan produktivitas sawit dengan metode tumpang sisip padi gogo. Kemitraan ini melibatkan beberapa kelompok tani di daerah tersebut, dengan total lahan seluas 186 hektare yang dikelola secara bersama.
Penjabat Bupati Batu Bara, Heri Wahyudi, mengapresiasi langkah penanaman padi gogo sebagai tanaman sela di antara tanaman sawit. Menurutnya, program ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah dalam menurunkan angka stunting.
"Angka stunting kami berada di 17%. Diharapkan, penanaman padi gogo yang kaya akan kandungan gizi ini dapat membantu mengurangi angka stunting di wilayah kami," ujarnya, seperti dilihat dari rilis resmi BSIP Sumut, Selasa (10/09/2024).
Di sisi lain, Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, Ardi Praptono, menyatakan bahwa penanaman padi gogo ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Penanaman padi gogo ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan kita,” jelasnya.
Selain itu, Ardi juga menambahkan bahwa metode tumpang sisip ini mampu meningkatkan kesejahteraan para petani.
"Tumpang sisip ini juga bisa meningkatkan kesejahteraan para petani," tambahnya.
Lebih lanjut, Ardi menegaskan pentingnya peran sawit dalam mendukung ketahanan energi nasional melalui program pengembangan biofuel. Penanaman sawit dengan penerapan Good Agricultural Practices (GAP) diharapkan dapat mendukung target ketahanan pangan dan energi Indonesia di masa mendatang.***