Petani sawit di Nagan Raya, Aceh mulai manfaatkan sela pohon sawit untuk budidaya lebah madu. Inisiatif ini dorong pendapatan tambahan dan jaga ekosistem.
Arsad Ddin
11 April 2025Petani sawit di Nagan Raya, Aceh mulai manfaatkan sela pohon sawit untuk budidaya lebah madu. Inisiatif ini dorong pendapatan tambahan dan jaga ekosistem.
Arsad Ddin
11 April 2025Nagan Raya, HAISAWIT – Petani sawit rakyat di Kabupaten Nagan Raya, Aceh mulai mengembangkan budidaya lebah madu di sela-sela pohon kelapa sawit. Pemanfaatan ruang kosong di lahan perkebunan dilakukan untuk mendukung diversifikasi pendapatan dan efisiensi lahan.
Area marginal atau ruang di antara barisan pohon sawit yang sebelumnya kurang produktif kini digunakan sebagai lokasi pembangunan sarang lebah. Inisiatif ini menjadi salah satu strategi adaptif petani sawit dalam menghadapi tantangan ekonomi sektor perkebunan.
Dilansir laman resmi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh, Kamis (10/04/2025), luas areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2023 mencapai 53,2 ribu hektar. Sebagian besar lahan berada di luar kawasan hutan dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan secara terpadu.
Budidaya lebah madu di lahan sawit rakyat memberikan peluang ekonomi tambahan. Selain madu, petani juga mulai mengenal nilai komersial produk turunan seperti bee pollen, propolis, dan royal jelly.
Bunga jantan kelapa sawit menghasilkan serbuk sari yang kaya protein, menjadi sumber nutrisi penting bagi larva lebah. Aktivitas lebah dalam mengumpulkan serbuk sari tersebut turut berkontribusi terhadap proses penyerbukan tanaman sawit.
Meskipun penyerbukan utama pada tanaman sawit dilakukan oleh serangga khusus seperti Elaeidobius kamerunicus, kehadiran lebah madu dinilai mampu meningkatkan efisiensi penyerbukan secara keseluruhan.
Budidaya lebah juga memengaruhi praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan. Petani cenderung mengurangi penggunaan pestisida secara sembarangan untuk menjaga kelangsungan koloni lebah.
Dengan pendekatan ini, petani dapat menciptakan sistem pertanian yang mendukung keseimbangan ekosistem lokal sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi di tingkat tapak.
Di tengah fluktuasi harga tandan buah segar (TBS), integrasi sawit dan budidaya lebah madu menjadi solusi alternatif. Petani mampu mengoptimalkan potensi lahan tanpa mengorbankan fungsi utama perkebunan.
Budidaya lebah madu di Kabupaten Nagan Raya mencerminkan inovasi petani sawit rakyat dalam merespons dinamika sektor pertanian. Langkah ini menunjukkan bahwa pemanfaatan sumber daya lokal secara bijak dapat mendukung keberlanjutan dan produktivitas secara bersamaan.***