Dalam upaya meningkatkan citra sawit, BPDP menjalankan strategi komunikasi melalui media, edukasi publik, serta diplomasi global untuk menghadapi berbagai tantangan industri.
Arsad Ddin
21 Maret 2025Dalam upaya meningkatkan citra sawit, BPDP menjalankan strategi komunikasi melalui media, edukasi publik, serta diplomasi global untuk menghadapi berbagai tantangan industri.
Arsad Ddin
21 Maret 2025Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana/Plt. Direktur Kemitraan BPDP menyampaikan strategi promosi dan diplomasi sawit dalam sesi pleno I Rakernas Apkasindo. (Dok. BPDP)
Jakarta, HAISAWIT - Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) mengupayakan berbagai langkah untuk meningkatkan citra sawit melalui media, edukasi, dan diplomasi global. Upaya ini dilakukan untuk memastikan bahwa informasi tentang kelapa sawit dapat diterima oleh berbagai kalangan dan meningkatkan pemahaman publik terhadap industri sawit.
Dalam upaya memperbaiki citra sawit, BPDP menjalankan program promosi yang mencakup berbagai strategi. Program ini menyasar segmen berbeda, baik di dalam maupun luar negeri, untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan dapat diterima oleh berbagai kalangan.
Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana/Plt. Direktur Kemitraan BPDP, Kabul Wijayanto, menyebutkan bahwa upaya promosi di dalam negeri dilakukan melalui berbagai platform.
"Di dalam negeri kegiatannya antara lain melalui media coverage, promosi segmented target (dengan sasaran guru, siswa, mahasiswa, jurnalis, diplomat, dll), promosi media luar ruang, produksi materi promosi, dan dukungan pendanaan kegiatan yang diselenggarakan mitra," ujar Kabul Wijayanto, dikutip Jumat (21/03/2025).
Selain itu, BPDP juga memberikan perhatian khusus pada edukasi generasi muda. Edukasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang manfaat kelapa sawit secara objektif sejak dini.
"Di dalam negeri isu negatif terhadap sawit masih ada, maka kami mempromosikan kebaikan sawit sejak dini kepada para siswa agar mereka dapat mengetahui fakta objektif tentang kelapa sawit dan manfaatnya bagi sosial ekonomi masyarakat Indonesia," kata Kabul Wijayanto.
Di tingkat internasional, BPDP juga terlibat dalam berbagai upaya diplomasi, termasuk advokasi terhadap diskriminasi yang masih terjadi terhadap produk sawit Indonesia. Salah satu bentuk dukungan yang diberikan BPDP adalah pendanaan litigasi dalam kasus sengketa regulasi RED II Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
"BPDP turut memberikan dukungan pendanaan atas proses litigasi dalam sengketa Pemerintah RI dan Uni Eropa terkait regulasi RED II yang mendiskrimasi sawit (sengketa DS 593 WTO), di mana dalam sengketa ini, Pemerintah RI memenangkan gugatan yang ada," ujar Kabul Wijayanto.
Menurut BPDP, promosi sawit harus terus dilakukan untuk menjaga keberlanjutan industri ini di tengah tantangan global. Strategi komunikasi yang digunakan akan terus diperkuat di tahun ini.
"Seluruh aktivitas promosi ini mengacu pada strategi komunikasi promosi Sawit Baik yang telah disusun oleh BPDP, dan akan dilanjutkan di tahun 2025," tutup Kabul Wijayanto.
Upaya BPDP dalam meningkatkan citra sawit dilakukan melalui berbagai jalur komunikasi yang menyasar publik domestik maupun internasional. Edukasi dan advokasi menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan negatif terhadap industri sawit Indonesia.
Litigasi di WTO menjadi salah satu contoh nyata bagaimana Indonesia memperjuangkan hak-haknya di pasar global. Kemenangan dalam sengketa RED II memberikan momentum baru bagi Indonesia untuk memperkuat posisi sawit di pasar internasional.
Industri kelapa sawit masih menghadapi berbagai tantangan, baik dalam aspek kebijakan maupun citra. Langkah BPDP dalam promosi dan diplomasi diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi industri dan kesejahteraan petani sawit di Indonesia.***