Setara Jambi Gandeng Politeknik Jambi, Tingkatkan Ekosistem Sawit Inklusif

Kerjasama Setara Jambi dan Politeknik Jambi fokus pada riset bersama dan pengembangan teknologi untuk mendukung keberlanjutan petani sawit swadaya di Jambi.

BERITA

Arsad Ddin

14 Januari 2025
Bagikan :


Penandatanganan MoU antara Politeknik Jambi dan Setara Jambi oleh Direktur Politeknik Jambi dan Direktur Yayasan Setara Jambi. (Foto: setarajambi.org)

Jambi, HAISAWIT – Yayasan Setara Jambi resmi menjalin kerjasama strategis dengan Politeknik Jambi untuk meningkatkan ekosistem kelapa sawit yang inklusif di Provinsi Jambi. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dilakukan pada Rabu, (09/01/2025) di aula Politeknik Jambi.

Kerjasama ini mencakup berbagai program, mulai dari penelitian bersama, kuliah umum, hingga pengembangan teknologi untuk mendukung petani sawit swadaya. Kolaborasi ini diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap pengelolaan kebun kelapa sawit yang lebih efektif dan berkelanjutan.

Direktur Politeknik Jambi, Hilda Porawati, menyampaikan optimismenya terkait kolaborasi ini. Menurutnya, kerjasama ini tidak hanya memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, tetapi juga mendukung peningkatan sumber daya manusia di sektor sawit.

“Sumber daya yang kami cetak sebenarnya mendukung sektor sawit. Kami berharap kita dapat bekerja sama dan dapat memberikan nilai atau value bagi Poljam. Kerjasama ini harus menguntungkan kedua belah pihak. Kami juga mendukung jika kita dapat melakukan riset bersama. Saya optimis, kerjasama kita dapat meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di Jambi ini,” kata Hilda Porawati, seperti dilihat pada laman resmi Setara Jambi, Senin (13/01/2025).

Politeknik Jambi, yang memiliki delapan program studi, mengintegrasikan 70 persen praktik terapan dalam kurikulumnya. Hal ini memungkinkan lulusannya menjadi lebih siap kerja dan mampu bersaing di tingkat global.

Sementara itu, Direktur Yayasan Setara Jambi, Baya Zulhakim, menyoroti pentingnya teknologi dalam mendukung petani sawit swadaya. Salah satu inovasi yang sudah diterapkan adalah pemanfaatan jangkos sebagai pupuk organik. Namun, kendala masih ditemukan di lapangan.

“Petani dampingan kami telah menerapkan jangkos sebagai pupuk organik di perkebunan sawit. Namun kami menghadapi kendala aksesibilitas jika lokasi kebun yang akan diberi pupuk jauh dari jalan, sehingga sulit untuk membawa jangkos sampai ke lokasi. Semoga dengan kerjasama ini, kita dapat membuat teknologi yang dapat menjadi pemecah masalah,” ucap Baya Zulhakim.

Jangkos, atau janjang kosong, merupakan limbah dari tandan sawit yang sudah diambil buahnya. Limbah ini dimanfaatkan sebagai pupuk organik oleh petani sawit swadaya di berbagai kabupaten di Jambi.

Penggunaan jangkos tidak hanya mendukung pertanian berkelanjutan, tetapi juga membantu pengelolaan limbah sawit secara lebih ramah lingkungan.

Selain pengembangan teknologi untuk mendukung distribusi jangkos, Baya juga berharap kerjasama ini mencakup pelaporan keuangan dan perpajakan bagi asosiasi petani sawit swadaya. Program studi akuntansi perpajakan dari Politeknik Jambi diharapkan mampu membantu petani dalam hal ini.

Dengan adanya kolaborasi ini, baik Politeknik Jambi maupun Yayasan Setara Jambi optimis dapat memberikan dampak nyata bagi ekosistem kelapa sawit di Jambi. Langkah ini diharapkan mampu mendukung inklusivitas petani swadaya dan meningkatkan daya saing produk kelapa sawit lokal di pasar global.***

 

Bagikan :

Artikel Lainnya