Uji coba biodiesel B40 pada tahun 2024 akan mencakup alat pertanian, industri perkeretaapian, pertambangan, alat berat, perkapalan, dan pembangkit listrik, dengan total kebutuhan diperkirakan me
April
25 Juli 2024Uji coba biodiesel B40 pada tahun 2024 akan mencakup alat pertanian, industri perkeretaapian, pertambangan, alat berat, perkapalan, dan pembangkit listrik, dengan total kebutuhan diperkirakan me
April
25 Juli 2024Jakarta, HAISAWIT – Penggunaan biodiesel B40 diperkirakan akan mencapai 16 juta kiloliter hingga akhir tahun 2024 dimana program B40 bertujuan untuk meningkatkan adopsi biodiesel berbasis kelapa sawit di berbagai sektor.
Uji coba B40 pada tahun 2024 akan difokuskan pada alat pertanian (alsintan) dan industri perkeretaapian. Setelah itu, penggunaan B40 juga direncanakan untuk sektor industri pertambangan, alat berat, serta alat perkapalan dan pembangkit listrik.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menurunkan emisi karbon dioksida.
“Kami berharap semua uji penggunaan bisa selesai Desember ini sehingga penggunaan B40 secara penuh bisa dilakukan tahun 2025,” ungkap Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, seperti dilihat pada laman resmi Kementerian ESDM, Kamis (25/7/2024).
Kementerian ESDM juga mencatat bahwa dengan peningkatan penggunaan B40, pemerintah berharap dapat meningkatkan penghematan devisa dari pengurangan impor solar dibandingkan biodiesel sebelumnya, B35.
Disebutkan bahwa pada tahun 2023, penghematan devisa dari penggunaan B35 mencapai Rp 122 triliun, dan dengan B40, angka ini diperkirakan dapat meningkat menjadi sekitar 9 miliar dolar AS (sekitar Rp 144 triliun) pada tahun depan.
Dengan target penggunaan 16 juta kiloliter B40, pemerintah berharap dapat menurunkan emisi karbon dioksida hingga 42,5 juta ton pada tahun 2025. Program ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengurangi dampak lingkungan dari sektor energi di Indonesia.