(Foto: bumitama-agri.com)

Jakarta, HAISAWIT – PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA) mengukuhkan komitmennya dalam mendukung inovasi dan teknologi di sektor kelapa sawit dengan menggelar acara Research Plantation Talk. Dengan mengangkat tema “Inovasi dan Teknologi Perkebunan Kelapa Sawit”.

Diskusi ini menghadirkan beberapa narasumber terkemuka, di antaranya Dr. Setiari Marwanto selaku Kepala Pusat Riset Perkebunan BRIN, Alpin Istanto dari Biomicrogel, serta Dr. Azis Natawijaya, Head of Corporate Development PT BGA. Para pembicara berbagi wawasan tentang inovasi teknologi dan peluang kolaborasi riset untuk meningkatkan keberlanjutan di industri kelapa sawit.

Dalam acara tersebut, PT BGA memperkenalkan program strategis bertajuk Call for Proposal Open Innovation BGA 2025. Program ini dirancang untuk menjaring ide-ide inovatif dan membuka peluang kolaborasi dengan para peneliti, akademisi, maupun praktisi di sektor kelapa sawit. Program Open Innovation 2025 berfokus pada tiga aspek utama.

Pertama, peningkatan oil content untuk mengoptimalkan hasil produksi kelapa sawit.

Kedua, optimalisasi proses ekstraksi CPO guna meningkatkan kualitas dan kuantitas minyak sawit mentah.

Ketiga, kolaborasi riset yang mendorong pengembangan teknologi berkelanjutan.

Melalui Research Plantation Talk, PT BGA menunjukkan pentingnya sinergi antara dunia usaha dan penelitian. Langkah ini diyakini dapat membawa terobosan signifikan dalam mengelola perkebunan kelapa sawit berbasis teknologi. PT BGA juga menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan daya saing industri kelapa sawit Indonesia.

Acara ini menjadi bagian dari visi besar perusahaan dalam mendorong pengelolaan perkebunan yang produktif, efisien, dan berkelanjutan.

Program Call for Proposal Open Innovation BGA 2025 menjadi momentum penting bagi para inovator untuk berkontribusi dalam pengembangan teknologi kelapa sawit.

Informasi lengkap tentang program ini dapat diakses melalui situs resmi PT BGA di dashboard.bumitama.com/inovasi/. 

Dengan adanya inisiatif ini, PT BGA berharap dapat menjadi pelopor transformasi teknologi di sektor kelapa sawit. Langkah ini sekaligus menjadi kontribusi nyata dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu produsen utama kelapa sawit dunia.***