GAPKI Dorong Percepatan Hilirisasi dan PSR di Tengah Dinamika Industri Sawit 2025

Dalam perayaan HUT ke-44, GAPKI membahas dinamika industri sawit di tahun 2025, termasuk upaya memperkuat hilirisasi dan percepatan PSR untuk memastikan stabilitas sektor ini.

BERITA

Arsad Ddin

8 Maret 2025
Bagikan :

Ilustrasi Truk Alat Angkut TBS Kelapa Sawit (Foto: Arsad Ddin)

Jakarta, HAISAWIT - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menggelar perayaan hari jadinya yang ke-44 pada Kamis (06/03/2025) di Jakarta. Dalam acara ini, GAPKI membahas berbagai tantangan yang dihadapi industri sawit, termasuk strategi hilirisasi dan percepatan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono, menyampaikan bahwa industri sawit memiliki peran penting dalam perekonomian nasional. Ia menilai kebijakan yang mendukung industri ini perlu terus dikembangkan.

“Pemerintah harus mendukung kebijakan yang kondusif bagi industri sawit mengingat kontribusinya yang besar terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Eddy, dikutip laman GAPKI, Sabtu (08/03/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Dewan Pengarah GAPKI, Tun Rahmat Shah, menekankan perlunya introspeksi di tengah berbagai tantangan global. Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk menjaga kebersamaan dan mematuhi regulasi yang berlaku.

“Perayaan HUT GAPKI ke-44 ini harus menjadi momen introspeksi. Kita harus menghadapi tantangan dengan kebersamaan, keterbukaan, serta kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku,” ujarnya.

Tun Rahmat Shah juga mengungkapkan bahwa tahun 2025 akan menjadi periode penuh tantangan bagi industri sawit. Ia menilai kebijakan terkait swasembada pangan, energi, dan hilirisasi perlu mendapat perhatian serius.

“Tahun 2025 akan menjadi tahun penuh tantangan bagi industri sawit. Kebijakan pemerintah mengenai swasembada pangan, energi, dan hilirisasi harus didukung penuh. Peningkatan produktivitas harus diakselerasi melalui percepatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR),” jelasnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, produksi sawit mengalami stagnasi. GAPKI menilai program PSR menjadi salah satu upaya untuk menjaga produktivitas sektor ini agar tetap berdaya saing.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sektor pertanian dan perkebunan, termasuk kelapa sawit, tumbuh positif sebesar 1,69% pada Triwulan III-2024. Hal ini mencerminkan peran sawit dalam menopang ekonomi nasional.

Sementara itu, ekspor minyak sawit tetap menjadi penyumbang devisa yang signifikan bagi Indonesia. Data Kementerian Perdagangan mencatat ekspor lemak dan minyak nabati, termasuk minyak sawit, mencapai USD 14,43 miliar hingga September 2024.

Tun Rahmat Shah menambahkan bahwa industri sawit juga memiliki tanggung jawab sosial terhadap masyarakat sekitar. Ia mendorong agar sektor ini terus berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat.

“Industri sawit tidak hanya soal bisnis, tetapi juga tanggung jawab sosial. Mari kita jaga industri ini agar terus memberikan manfaat bagi bangsa dan masyarakat luas,” pungkasnya.

Dalam perayaan HUT ke-44, GAPKI menyampaikan bahwa kerja sama antara pemangku kepentingan dan pemerintah menjadi faktor penting dalam menghadapi tantangan industri sawit ke depan. Dengan langkah strategis seperti hilirisasi dan PSR, sektor ini tetap menjadi salah satu pilar ekonomi nasional.***

Bagikan :

Artikel Lainnya