Tren Produksi CPO Meningkat di Januari: Ekspor ke China Turun Drastis

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melaporkan bahwa produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada bulan Januari 2024 mengalami kenaikan signifikan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

BERITA

Novi

30 Maret 2024
Bagikan :

Jakarta - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melaporkan bahwa produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada bulan Januari 2024 mengalami kenaikan signifikan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Produksi CPO mencapai 4.232 ribu ton, naik sebesar 5,91% dari volume produksi Desember 2023 yang mencapai 3.996 ribu ton. Demikian pula, produksi Palm Kernel Oil (PKO) juga diperkirakan naik sekitar 5,91% dari 380 ribu ton pada Desember 2023 menjadi 402 ribu ton pada Januari 2024.

Mukti Sardjono, Direktur Eksekutif GAPKI, menjelaskan bahwa peningkatan produksi ini terjadi seiring dengan peningkatan efisiensi dalam proses panen, terutama setelah periode libur yang banyak di bulan Desember, yang mempengaruhi aktivitas panen dan produksi sawit.

Meskipun produksi mengalami peningkatan, total konsumsi dalam negeri pada bulan Januari 2024 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Konsumsi pada Januari hanya mencapai 1.942 ribu ton, turun sebesar 2,64% dari konsumsi Desember 2023 yang mencapai 1.995 ribu ton. Penurunan ini terjadi pada berbagai sektor, termasuk pangan, oleokimia, dan biodiesel, dan dijelaskan sebagai fenomena musiman yang dipengaruhi oleh perayaan Natal dan liburan akhir tahun pada bulan Desember.

Namun, dari sisi ekspor, kinerja ekspor bulan Januari menunjukkan peningkatan yang signifikan. Total ekspor mencapai 2.802 ribu ton, naik 14,63% dari volume ekspor bulan Desember 2023 yang mencapai 2.451 ribu ton. Kenaikan ekspor terbesar terjadi pada ekspor CPO, yang meningkat sebesar 80,47%, dari 192 ribu ton pada Desember 2023 menjadi 347 ribu ton pada Januari 2024.

Meski begitu, terdapat penurunan dalam ekspor minyak sawit ke China, salah satu importir terbesar minyak nabati dunia, yang mencatatkan penurunan impor sebesar 34,02% dari 569 ribu ton pada Desember 2023 menjadi 375 ribu ton pada Januari 2024. Penurunan ekspor juga terjadi ke Amerika Serikat, dengan penurunan sebesar 35,27%.

Secara keseluruhan, nilai ekspor pada Januari 2024 mencapai USD 2.304 miliar, naik 10,63% dari nilai ekspor pada Desember 2023. Kenaikan nilai ekspor ini tidak hanya disebabkan oleh volume ekspor yang meningkat, tetapi juga karena kenaikan harga rata-rata CPO.

Dengan memperhitungkan stok awal Januari sebesar 3.146 ribu ton, produksi CPO dan PKO sebesar 4.634 ribu ton, konsumsi dalam negeri sebesar 1.942 ribu ton, dan ekspor sebesar 2.802 ribu ton, maka diperkirakan stok akhir pada Januari 2024 akan mencapai sekitar 3.040 ribu ton.

Sumber : sawitindonesia.com

Bagikan :

Artikel Lainnya