GAPKI Gelar Panggung Ceria Bersama 300 Anak Kebun Sawit di Agam untuk Peringati Hari Anti Pekerja Anak

Lebih dari 300 anak kebun sawit tampil di panggung kreasi, dongeng, dan seni budaya di Agam, Sumatera Barat. Kegiatan ini bagian kampanye GAPKI dan mitra mendukung Sawit Indonesia Ramah Anak (SIRA).

BERITA

Arsad Ddin

29 Juni 2025
Bagikan :

GAPKI bersama BPDP, PAACLA Indonesia, Wilmar International Indonesia, dan PT AMP Plantation menggelar Panggung Ceria Bersama Anak-Anak Kebun Sawit di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Sabtu (28/06/2025). (Foto: gapki.id).

Agam, HAISAWIT – Memperingati World Day Against Child Labour 2025, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengadakan kegiatan “Panggung Ceria Bersama Anak-Anak Kebun Sawit” di kawasan PT AMP Plantation, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Acara ini diikuti lebih dari 300 anak bersama pendamping. Beragam kegiatan digelar, mulai dari pentas kreasi anak, dongeng, pemutaran film dokumenter hingga orasi yang dihadiri sejumlah pemangku kepentingan.

“Perlindungan anak bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga dunia usaha. Terima kasih kepada GAPKI dan perusahaan-perusahaan sawit yang telah mendukung program anak tidak bekerja serta memberi ruang bagi anak-anak kebun untuk berkreasi,” ujar Surya Wendri, dikutip dari laman GAPKI, Minggu (29/06/2025).

Selain itu, kegiatan ini juga menjadi bagian promosi program Sawit Indonesia Ramah Anak (SIRA) yang telah dijalankan GAPKI bersama mitra selama beberapa tahun terakhir.

“Program Sawit Indonesia Ramah Anak adalah bentuk nyata kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk menjamin hak anak-anak di desa kebun sawit agar dapat belajar, bermain, dan bermimpi,” kata Wendri.

Kegiatan ini didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP), PAACLA Indonesia, serta Wilmar International Indonesia. Sejumlah pihak hadir dan menyampaikan orasi, termasuk dari Kemen PPPA dan Forum Anak Kabupaten Agam.

Selain orasi, acara dimeriahkan pentas seni budaya yang menampilkan tarian daerah Minang, Batak, Nias, dan Melayu, juga vokal solo, pantomim, serta penampilan lain dari anak-anak kebun sawit.

Ketua GAPKI Cabang Sumatera Barat, Bambang Wiguritno, juga menyampaikan pentingnya menciptakan perkebunan sawit yang aman untuk anak-anak.

“Dunia usaha memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk memastikan sektor perkebunan sawit bebas dari pekerja anak dan menjadi ruang yang aman bagi anak-anak untuk belajar, tumbuh, dan bermimpi,” ucap Bambang.

GAPKI bersama mitra berharap kegiatan seperti ini dapat memperkuat upaya penghapusan pekerja anak di perkebunan sawit.

Melalui kegiatan tersebut, Kabupaten Agam juga memperkuat posisinya dalam penilaian sebagai Kabupaten Layak Anak tingkat nasional.

Program SIRA akan terus diperluas sebagai langkah mendorong praktik usaha berkelanjutan yang menghormati hak anak.***

Bagikan :

Artikel Lainnya