Inovasi Paper Bag Biodegradable Berbahan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit Kurangi Ketergantungan Polybag Plastik

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP) mendukung pengembangan paper bag biodegradable berbahan pulp tandan kosong kelapa sawit. Inovasi ini dirancang menggantikan polybag plastik pembibitan yang sulit terurai dan menimbulkan persoalan lingkungan jangka panjang.

BERITA HAI INOVASI SAWIT HAI PRODUK SAWIT

Arsad Ddin

30 Juni 2025
Bagikan :

Ilustrasi pekerja sawit, pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit jadi pulp untuk paper bag biodegradable, mendukung industri lebih ramah lingkungan. (Foto: bpdp.or.id).

Jakarta, HAISAWIT – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP) mendorong lahirnya inovasi paper bag biodegradable berbahan pulp tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Produk ini dikembangkan sebagai alternatif kemasan pembibitan yang ramah lingkungan dan diharapkan mampu mengurangi penggunaan polybag plastik sekali pakai di sektor perkebunan sawit.

Kebutuhan polybag plastik untuk pembibitan kelapa sawit meningkat seiring produksi minyak sawit nasional. Di sisi lain, penggunaan polybag plastik memicu potensi pencemaran karena proses degradasinya yang memakan waktu sangat lama.

Penelitian ini melibatkan sejumlah peneliti, seperti Dr. Sari Farah Dina dan tim, dengan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP) melalui kontrak PRJ-25.6/DPKS/DIT.IV/2024.

Dilansir laman BPDP, Senin (29/06/2025), paper bag berbahan pulp TKKS memiliki wet to dry tensile ratio hingga 68 persen. Angka tersebut dianggap menjanjikan untuk penggunaan di pembibitan sawit.

Selama ini, tandan kosong kelapa sawit lebih banyak dianggap sebagai limbah. Padahal, kandungan selulosa di dalamnya memiliki potensi besar untuk diolah menjadi produk bernilai tambah.

Proses pembuatan dimulai dari pemasakan pulp TKKS, penambahan bahan penguat kering, internal sizing, dan resin biodegradable. Resin ini berperan penting meningkatkan kekuatan kertas saat basah.

Ada enam jenis resin diuji coba, dengan hasil terbaik berasal dari resin kationik turunan amin-epiklorohidrin dan etilen-amin. Bahan tersebut membantu ikatan selulosa sehingga kertas lebih tahan robek.

Paper bag biodegradable ini juga telah masuk dalam daftar 115 karya inovasi paling prospektif di Indonesia. Penelitian tersebut dinilai mendukung upaya pengurangan sampah plastik.

Saat ini, paper bag wet strength berbahan pulp TKKS tengah diuji langsung sebagai wadah pembibitan kelapa sawit di lapangan. Uji coba ini menjadi tahap penting sebelum adopsi lebih luas.

Selain itu, paten kertas kekuatan basah dari pulp TKKS juga telah diajukan oleh tim peneliti. Langkah ini bertujuan memperkuat perlindungan kekayaan intelektual hasil riset.

Inovasi berbahan TKKS ini diharapkan mampu mendukung industri sawit yang lebih ramah lingkungan dan memaksimalkan potensi limbah menjadi produk bernilai ekonomis.***

Bagikan :

Artikel Lainnya