Ekspansi Sawit di Riau: Meningkatkan Ekonomi, Bukan Perusak Lingkungan

Ekspansi perkebunan sawit di Riau terus berkembang dengan luas lahan mencapai 3,40 juta hektare, sektor ini berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan berdasarkan data BPS dan kajian ilmiah terkait.

BERITA ARTIKEL

Arsad Ddin

31 Maret 2025
Bagikan :

(Sumber Foto: bpdp.or.id)

Jakarta, HAISAWIT - Provinsi Riau memiliki peran penting dalam industri kelapa sawit di Indonesia. Luas lahan perkebunan sawit di wilayah ini mencapai 3,40 juta hektare dengan produksi mencapai 9,22 juta ton minyak kelapa sawit mentah (CPO).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, Riau menjadi sentra utama perkebunan sawit di Indonesia. Persentase luas perkebunan sawit di Riau mencapai 21,23% dari total lahan sawit nasional.

Dilansir laman BPDP, Senin (31/03/2025), ekspansi sawit di Riau membawa dampak besar bagi perekonomian. Perkebunan sawit menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan.

Pembangunan perkebunan kelapa sawit di Riau terbagi dalam dua fase. Fase pertama adalah gestation stage, di mana perusahaan negara dan swasta mulai mengembangkan kebun inti dengan melibatkan masyarakat lokal sebagai plasma.

Pada fase kedua, growth stage, perkebunan rakyat mulai berkembang pesat. Petani swadaya menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan sektor sawit di wilayah ini.

Dengan luasnya lahan sawit, pertumbuhan ekonomi di Riau turut terdorong. Sawit berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan per kapita masyarakat, terutama di daerah pedesaan.

Data menunjukkan bahwa sektor kelapa sawit memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan per kapita penduduk Riau. Sebanyak 63,2% dari total pendapatan daerah berasal dari industri sawit.

Konversi lahan di Riau sudah terjadi sebelum adanya perkebunan sawit. Pada periode 1950-1985, luas hutan di Riau menyusut sebanyak 3,63 juta hektare akibat pembangunan ekonomi.

Pada periode tersebut, kebun sawit di Riau belum ada. Artinya, deforestasi yang terjadi bukan disebabkan oleh ekspansi sawit, melainkan faktor lain seperti pertumbuhan infrastruktur dan pemukiman.

Hingga tahun 2014, luas hutan di Riau tercatat sebesar 2,5 juta hektare. Jumlah ini terus berubah seiring dengan perkembangan pembangunan di wilayah tersebut.

Studi menunjukkan bahwa perkebunan sawit justru dapat meningkatkan karbon stok lahan. Artinya, sawit berkontribusi terhadap perbaikan ekologi di daerah yang sebelumnya mengalami degradasi.

Peningkatan luas perkebunan sawit di Riau juga mendorong tumbuhnya pusat-pusat ekonomi baru. Desa-desa yang sebelumnya tertinggal kini berkembang dengan adanya sektor perkebunan.

Mayoritas perkebunan sawit di Riau dikelola oleh petani rakyat. Sekitar 62,63% dari total luas perkebunan sawit merupakan perkebunan rakyat yang memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat.

Perubahan ekonomi di Riau juga terlihat dari peralihan sumber pendapatan daerah. Minyak bumi dan gas yang dulunya mendominasi kini mulai tergantikan oleh sektor sawit.

Pada tahun 2012, pendapatan per kapita penduduk Riau mencapai Rp79,11 juta per tahun. Sawit menjadi sektor dominan dengan kontribusi terbesar dibandingkan sektor lainnya.

Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, deforestasi bukanlah fenomena baru. Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat telah lebih dulu mengalami deforestasi sebelum memasuki era industri pertanian tetap.

Sejarah menunjukkan bahwa setiap negara mengalami perubahan lahan dalam proses pembangunan. Konversi lahan menjadi perkebunan atau pemukiman adalah bagian dari evolusi ekonomi.

Ekspansi sawit di Riau merupakan bagian dari proses pembangunan yang telah terjadi sejak lama. Dengan sistem perkebunan yang berkelanjutan, sektor ini tetap menjadi motor penggerak ekonomi tanpa mengabaikan aspek lingkungan.

Isu yang menyebut sawit sebagai penyebab utama deforestasi di Riau tidak didukung oleh fakta historis. Konversi lahan di Riau telah terjadi jauh sebelum perkebunan sawit berkembang di wilayah tersebut.***

Bagikan :

Artikel Lainnya