Kegiatan ini merupakan simposium multinasional melibatkan 2 negara, indonesia dan malaysia yg di selenggarakan secara kolaborasi antara Hai Sawit Indonesia dan Himpunan Profesional Kelapa Sawit Indonesia (HIPKASI)
HLS Redaksi
7 Mei 2025Kegiatan ini merupakan simposium multinasional melibatkan 2 negara, indonesia dan malaysia yg di selenggarakan secara kolaborasi antara Hai Sawit Indonesia dan Himpunan Profesional Kelapa Sawit Indonesia (HIPKASI)
HLS Redaksi
7 Mei 2025Jakarta, HAISAWIT - Kegiatan Hai Sawit Simposium (HASI) 2025 resmi dibuka,
ditandai dengan pemotongan pita, Rabu (7/5/2025).
Kegiatan ini merupakan simposium
multinasional melibatkan 2 negara, indonesia
dan malaysia yg di
selenggarakan secara kolaborasi antara Hai Sawit Indonesia dan Himpunan
Profesional Kelapa Sawit Indonesia (HIPKASI). Program HASI 2025 meliputi
kegiatan seminar, symposium dan juga pameran, kegiatan
seminar menghadirkan pembicara ahli
dari praktisi industri kelapa sawit dan pakar teknologi yang membahas topik
penting di bidang teknologi mekanisasi dan digitalisasi yg telah diterapkan di
Indonesia dan Malaysia.
Pejabat Kepala Badan Perkitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) turut
hadir pada acara pembukaan, bersama para tamu undangan Ketua Umum Himpunan
Profesional Kelapa Sawit Indonesia, Dewan Pelindung, Dewan Pembina, Dewan
Pakar, dan Dewan Pengawas HIPKASI, Jajaran Asosiasi Asosiasi Kelapa Sawit
di Indonesia, Jajaran Direksi PT
Velda Plantation Malaysia, dan seluruh peserta yang turut hadir.
Kegiatan
dibuka secara resmi oleh Kepala Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian
(BRMP), Dr. Kuntoro Boga Andri, S.P., M.Agr., Ph.D., yang juga menyampaikan
sambutan dari Menteri Pertanian Republik Indonesia, Dr. Ir. H. Andi Amran
Sulaiman, M.P. Dalam arahannya, Menteri Pertanian menekankan pentingnya inovasi
dan sinergi lintas negara dalam menghadapi tantangan industri sawit seperti
perubahan iklim, penyakit tanaman, serta peningkatan efisiensi produksi.
“Simposium
ini mencerminkan komitmen kita membangun masa depan industri sawit yang
inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan. Mekanisasi dan digitalisasi
berbasis kecerdasan buatan adalah langkah strategis menuju transformasi
perkebunan yang modern,” ujarnya.
Dengan
mengusung tema “Symposium on Mechanization, Digitalization and Technology of
the Palm Oil Industry in Indonesia and Malaysia,” HASI 2025 menghadirkan
lebih dari 30 perusahaan exhibitor dari Indonesia dan Malaysia yang
menampilkan teknologi terkini—mulai dari alat berat, drone monitoring, sistem
pemupukan presisi, hingga riset benih unggul dan agrobioteknologi.
Ketua Umum HIPKASI, Bapak Ir. H. M. Syarif Rafinda, M.M., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas dukungan berbagai pihak terhadap penyelenggaraan HASI 2025, “Kegiatan HASI 2025 ini bukan hanya tentang peningkatan produktivitas, tetapi juga tentang transformasi industri melalui penerapan teknologi, efisiensi proses, dan kolaborasi regional yang berkelanjutan,” ucapnya.
HASI 2025 menghadirkan lebih dari 30 perusahaan exhibitor dari Indonesia dan Malaysia, yang menampilkan inovasi dan teknologi terbaru di bidang alat berat, sistem digital pertanian, drone monitoring, sistem pemupukan presisi, hingga riset benih unggul dan agrobioteknologi. Kegiatan seminar dan simposium ini juga menghadirkan lebih dari 20 narasumber dari kalangan praktisi, akademisi, dan regulator.
Sebagai
penutup, Pemimpin Umum Hai Sawit Indonesia sekaligus Ketua Pelaksana HASI 2025, Bapak M Gema Aliza Putra
menyampaikan rasa syukur
dan komitmennya untuk
terus menjadikan HASI sebagai ajang inspiratif yang berdampak nyata bagi pelaku industri sawit.
“Acara ini dihadiri oleh sebanyak 578 peserta yang teregister dari Indonesia dan Malaysia, yang menunjukkan tingginya minat dan komitmen para Profesional Sawit, akademisi, dan pemangku kepentingan dalam mengembangkan industri kelapa sawit yang berkelanjutan. Kami berharap melalui kegiatan ini, kita dapat memperluas jejaring, memperdalam pemahaman, dan memupuk kolaborasi yang produktif. Mari manfaatkan kesempatan ini untuk bertukar pengalaman, memperkuat sinergi, dan mencari solusi inovatif bagi tantangan industri sawit ke depan,” ujarnya.