PT AAN, SPKS, dan SMART Luncurkan Program Pemberdayaan Petani Sawit Mandiri di Sekadau untuk Wujudkan Kebun Berkelanjutan

PT AAN bersama SPKS dan SMART meluncurkan program pemberdayaan petani sawit mandiri di Sekadau. Program ini dirancang hingga 2026 untuk memperkuat ketertelusuran, meningkatkan kapasitas petani, dan menyiapkan sertifikasi berkelanjutan.

BERITA

Arsad Ddin

1 Juli 2025
Bagikan :

Peluncuran dan Sosialisasi Program Pendataan dan Pemberdayaan Petani Sawit Terampil dan Berkelanjutan di Kabupaten Sekadau. (Foto: spks.or.id).

Sekadau, HAISAWIT – Upaya memperkuat praktik kelapa sawit yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di Kabupaten Sekadau diwujudkan melalui peluncuran Program Pendataan dan Pemberdayaan Petani Sawit Terampil dan Berkelanjutan.

Program ini melibatkan PT Agro Andalan (PT AAN), Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), serta PT SMART Tbk, dengan dukungan proyek Sustainable Agriculture for Forest Ecosystems (SAFE).

Bupati Sekadau, Aron SH, hadir bersama jajaran dinas, mitra strategis, serta perwakilan petani dari 16 desa. Dalam sambutannya, Aron menggarisbawahi pentingnya kerja sama semua pihak.

“Percepatan pengembangan petani kelapa sawit mandiri di Kabupaten Sekadau hanya bisa terwujud jika seluruh pihak bersinergi dan berkolaborasi. Tantangan yang ada hanya bisa diatasi bersama,” ujar Bupati Aron, dikutip dari laman SPKS, Selasa (01/07/2025).

Program ini selaras dengan Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan yang tertuang dalam Peraturan Bupati Sekadau Nomor 26 Tahun 2022. Targetnya memperkuat ketertelusuran dan meningkatkan kapasitas petani.

Perwakilan PT SMART, Helena Lumbangaol, menjelaskan manfaat program bagi seluruh pemangku kepentingan.

“Semua pihak mendapatkan manfaat dari proses yang lebih transparan dan berkelanjutan,” ucap Helena.

Sementara itu, ESG Dept. Head PT AAN, Imanuel Tibian, memaparkan upaya menjaga kualitas sekaligus tanggung jawab sosial dan lingkungan.

“Kami ingin menghasilkan minyak sawit yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Ketertelusuran adalah bagian penting dari komitmen tersebut,” jelas Imanuel.

Ketua Umum SPKS, Sabarudin, menilai kemitraan ini sebagai langkah strategis menghadapi permintaan global akan sawit lestari.

“Kemitraan seperti ini penting untuk memastikan petani sawit swadaya Indonesia tetap menjadi bagian dari rantai pasok global yang berkelanjutan,” kata Sabarudin.

Melalui program ini, petani sawit swadaya didorong lebih siap masuk ke rantai pasok resmi, menerapkan praktik terbaik budidaya, serta berperan aktif menjaga keberlanjutan lingkungan. Kolaborasi hingga 2026 ini juga diharapkan membuka peluang petani memperoleh sertifikasi ISPO dan RSPO.***

Bagikan :

Artikel Lainnya