Indonesia, Malaysia, dan Thailand menandatangani MoU kerja sama kelapa sawit dalam IMT-GT Strategic Planning Meeting 2025. Kesepakatan ini bertujuan memperkuat hilirisasi dan memperluas pasar ekspor di Asia Tenggara.
Arsad Ddin
28 Februari 2025Indonesia, Malaysia, dan Thailand menandatangani MoU kerja sama kelapa sawit dalam IMT-GT Strategic Planning Meeting 2025. Kesepakatan ini bertujuan memperkuat hilirisasi dan memperluas pasar ekspor di Asia Tenggara.
Arsad Ddin
28 Februari 2025(Foto: ekon.go.id)
Jakarta, HAISAWIT – Rangkaian pertemuan Strategic Planning Meeting (SPM) kerja sama Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) digelar di Putrajaya, Malaysia, pada 25-27 Februari 2025. Pertemuan ini membahas berbagai inisiatif strategis untuk memperkuat konektivitas dan pembangunan ekonomi di kawasan.
Salah satu agenda utama dalam pertemuan ini adalah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kerja sama kelapa sawit. Kesepakatan ini mencakup penguatan sektor hulu dan hilir guna meningkatkan daya saing industri kelapa sawit di Asia Tenggara.
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama dan Investasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Edi Prio Pambudi, menyampaikan bahwa industri sawit menghadapi tantangan global, termasuk kebijakan European Union Deforestation Regulation (EUDR).
“Kita perlu segera mengidentifikasi solusi dan pendekatan pragmatis untuk mengurangi hambatan yang berkaitan dengan penerapan aturan non-tariff, seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR) yang sangat berdampak pada komoditas kelapa sawit,” ujar Deputi Edi, dikutip, Jumat (28/02/2025).
Diketahui, kerja sama IMT-GT juga mencakup pembahasan mengenai peningkatan efisiensi perdagangan dengan mengurangi hambatan birokrasi. Salah satu langkah yang disepakati adalah penyusunan IMT-GT Framework of Cooperation on Customs, Immigration, and Quarantine (FoC on CIQ).
MoU kelapa sawit yang ditandatangani bertujuan memperkuat kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan pemangku kepentingan lainnya. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan memperluas pasar ekspor di kawasan IMT-GT.
Selain itu, peran pemerintah daerah dalam pengembangan sektor kelapa sawit turut dibahas. Mekanisme partisipasi daerah dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek subregional menjadi salah satu poin dalam pertemuan ini.
IMT-GT Summit dijadwalkan berlangsung pada Mei 2025 di Malaysia. Forum ini akan menjadi ajang lanjutan untuk meninjau perkembangan implementasi kerja sama yang telah disepakati dalam pertemuan SPM.
Kerja sama IMT-GT diyakini akan berkontribusi pada penguatan hilirisasi industri kelapa sawit di Asia Tenggara. Dengan adanya sinergi antarnegara, industri kelapa sawit di kawasan ini berpotensi semakin kompetitif di pasar global.***