Indonesia dan Inggris berkolaborasi dalam FAST Programme yang diluncurkan untuk memperkuat daya saing pertanian Indonesia di pasar global melalui inovasi, teknologi, dan praktik berkelanjutan.
Arsad Ddin
22 Februari 2025Indonesia dan Inggris berkolaborasi dalam FAST Programme yang diluncurkan untuk memperkuat daya saing pertanian Indonesia di pasar global melalui inovasi, teknologi, dan praktik berkelanjutan.
Arsad Ddin
22 Februari 2025Pemerintah luncurkan FAST Programme untuk dorong pertanian berkelanjutan, Kamis (20/02/2025). (Foto: Humas Ekon)
Jakarta, HAISAWIT - Pemerintah Indonesia dan Inggris menjalin kerja sama dalam meningkatkan keberlanjutan sektor pertanian. Salah satu bentuk kolaborasi ini adalah peluncuran Forest, Agriculture, and Sustainable Trade (FAST) Programme.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut Inggris telah menjadi mitra strategis Indonesia dalam pengembangan pertanian berkelanjutan. Kerja sama ini mencakup berbagai inisiatif yang bertujuan memperkuat sektor pertanian nasional.
“Dalam beberapa tahun terakhir, Inggris telah menjadi mitra utama Indonesia dalam upaya mempromosikan pertanian berkelanjutan dan meningkatkan ketahanan pangan," ujar Airlangga pada peluncuran FAST Programme di Jakarta, Kamis (20/02), dikutip Sabtu (22/02/2025).
Selain itu, kerja sama ini juga melibatkan langkah-langkah untuk meningkatkan standar keamanan pangan dan memberikan dukungan bagi petani kecil.
"Kemitraan bilateral ini diwujudkan melalui inisiatif bersama dalam memerangi perubahan iklim, meningkatkan standar keamanan pangan, dan mendukung petani kecil,” sambung Menko Airlangga.
FAST Programme dirancang untuk memberikan akses pembiayaan dan teknologi yang lebih baik bagi petani kecil. Program ini diharapkan dapat memperkuat daya saing komoditas Indonesia di pasar global.
Pemerintah juga tengah memperluas cakupan sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kredibilitas industri kelapa sawit Indonesia di mata dunia.
Selain itu, Pemerintah sedang mengembangkan kebijakan energi terbarukan berbasis kelapa sawit. Salah satu rencana yang akan diterapkan adalah mandatory B40 pada tahun 2025 serta pemanfaatan minyak jelantah untuk bahan bakar penerbangan.
Airlangga melihat kolaborasi dengan Inggris sebagai peluang besar untuk meningkatkan sektor pertanian Indonesia. Keahlian Inggris dalam teknologi pertanian menjadi faktor pendukung dalam kerja sama ini.
“Ke depannya, kami melihat peluang besar untuk memperdalam kolaborasi dengan Inggris. Potensi pertanian Indonesia yang sangat besar, dipadukan dengan keahlian Inggris dalam teknologi pertanian, inovasi, dan praktik-praktik berkelanjutan, menciptakan platform yang kuat untuk mengatasi tantangan global,” katanya.
Lebih lanjut, kerja sama ini juga menjadi bagian dari upaya menghadapi tantangan lingkungan. Pemerintah berupaya memastikan bahwa pengelolaan sumber daya alam dapat dilakukan dengan prinsip keberlanjutan.
"Bersama-sama, kita dapat memastikan bahwa generasi masa depan kita akan mewarisi dunia yang lebih baik,” pungkas Airlangga.
Kolaborasi ini memberikan manfaat bagi pertumbuhan industri kelapa sawit yang lebih berkelanjutan. Dengan dukungan teknologi dan pembiayaan yang tepat, sektor pertanian Indonesia dapat semakin berkembang dan berkontribusi pada ketahanan pangan global.***