Lapas Nunukan tunjukkan komitmen pembinaan melalui hasil sawit melimpah.
Arsad Ddin
19 Desember 2024Lapas Nunukan tunjukkan komitmen pembinaan melalui hasil sawit melimpah.
Arsad Ddin
19 Desember 2024(Foto: infoaspekpir.com)
Nunukan, HAISAWIT – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Nunukan kembali mencatat pencapaian membanggakan jelang akhir tahun 2024. Pada panen kali ini, sebanyak 1,9 ton kelapa sawit berhasil dihasilkan dari lahan perkebunan yang dikelola secara mandiri oleh warga binaan.
Selasa, (17/12/2024), panen kelapa sawit ini menjadi salah satu bukti keberhasilan program pembinaan kemandirian yang diterapkan oleh Lapas Nunukan.
Program ini bertujuan untuk memberikan keterampilan produktif kepada warga binaan, sehingga mereka lebih siap menghadapi kehidupan setelah menyelesaikan masa hukuman.
Kepala Lapas Nunukan, Puang Dirham, menjelaskan bahwa pembinaan melalui perkebunan sawit merupakan upaya strategis untuk memberikan manfaat nyata bagi warga binaan.
“Lapas Nunukan memiliki Luas Lahan keseluruhan 10ha, kami memiliki lahan sawit yang cukup luas. Perkebunan sawit merupakan salah satu komoditas utama perekonomian di Kab. Nunukan dan kami ingin memberi bekal kepada warga binaan. Ini juga merupakan bukti bahwa warga binaan mampu berkontribusi secara produktif,” ujarnya, seperti dilihat pada laman resmi Asosiasi Petani Kelapa Sawit, Kamis (19/12/2024).
Lahan perkebunan kelapa sawit seluas 10 hektar di Lapas Nunukan telah menjadi salah satu aset penting dalam pelaksanaan program pembinaan kemandirian.
Program ini tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi melalui pengelolaan hasil panen.
Sebagian besar hasil panen sawit dijual melalui kerja sama dengan pihak ketiga. Hasil penjualan ini dimanfaatkan untuk mendukung operasional lapas. Sementara itu, sebagian lainnya digunakan untuk kegiatan pembinaan lanjutan warga binaan.
Proses panen dilakukan dengan melibatkan warga binaan yang telah mendapatkan pelatihan khusus.
Dengan demikian, mereka tidak hanya memahami proses teknis dalam perkebunan sawit, tetapi juga mendapatkan pengalaman langsung yang dapat berguna setelah kembali ke masyarakat.
Program ini menunjukkan bagaimana Lapas Nunukan berperan aktif dalam membina warga binaannya. Tidak hanya untuk menjalani masa hukuman, tetapi juga menyiapkan mereka menjadi individu yang lebih mandiri dan produktif.
Dengan hasil panen ini, Lapas Nunukan optimis dapat menutup tahun 2024 dengan pencapaian yang membanggakan.
Langkah ini juga menjadi bukti nyata bahwa lembaga pemasyarakatan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan perekonomian lokal.
Program pembinaan kemandirian melalui perkebunan kelapa sawit di Lapas Nunukan diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi lembaga pemasyarakatan lainnya di Indonesia. Tidak hanya memberikan dampak positif bagi warga binaan, tetapi juga bagi lingkungan sekitar.***