Menhub mendukung penggunaan biodiesel B30 dan B100 untuk mengurangi biaya bahan bakar di pelayaran
Arsad Ddin
12 Oktober 2024Menhub mendukung penggunaan biodiesel B30 dan B100 untuk mengurangi biaya bahan bakar di pelayaran
Arsad Ddin
12 Oktober 2024Jakarta, HAISAWIT– Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menegaskan komitmennya dalam mendukung hilirisasi sawit, khususnya di sektor transportasi pelayaran. Menhub menyampaikan hal ini saat menjadi pembicara pada acara peluncuran buku "Hilirisasi Sawit, Cegah Middle Income Trap" karya Saleh Husin di Jakarta, Rabu, (09/10/2024).
Dilihat dalam laman resmi Dephub, Rabu (09/10/2024), disebutkan bahwa hilirisasi sawit sangat berperan penting dalam mendorong penggunaan biodiesel, khususnya B30, di dunia pelayaran. Menhub menyatakan bahwa penggunaan B30 di sektor pelayaran sudah berjalan dan ke depannya akan didorong untuk mencapai penggunaan B100.
“Kita melakukan suatu pergerakan di mana pada awal mengumumkan Tol Laut, itu kurang dari 5 trayek. Sekarang sudah 39 trayek. Jadi ide Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla kami tindak lanjuti. Saudara kita di Timur sangat membutuhkan tol laut. Kalau bahan bakarnya lebih murah, pasti lebih baik. Karena lebih dari 59% cost kapal adalah solar,” kata Menhub.
Menhub juga menambahkan bahwa penerapan B30 dapat meringankan beban biaya operasional kapal dan memajukan industri maritim. Lebih lanjut, Menhub mengungkapkan bahwa pemerintah juga sedang mengupayakan pengembangan bioavtur di sektor penerbangan.
“Kita ditargetkan pada 2060 sudah full bioavtur. Oleh karenanya sejak awal dilakukan hilirisasi saya apresiasi dan kita harus berpikir ke arah situ. Tapi memang tidak hanya di dunia industri, di sektor transportasi kita mengalami banyak tantangan,” ujar Menhub, seperti dilihat dalam laman resmi Dephub, Rabu (09/10/2024).
Pada kesempatan yang sama, Menhub juga menyampaikan bahwa program Tol Laut yang kini semakin berkembang adalah salah satu bukti nyata peningkatan konektivitas antar wilayah, terutama di kawasan timur Indonesia.
Dalam acara tersebut, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla turut memberikan pandangan terkait hilirisasi sawit.
“Ada rumusan sederhana bahwa untuk maju kita harus tanam, petik, olah, dan jual. Empat langkah ini harus berjalan. Jangan hanya 3 langkah tanam, petik, jual. Harus ada olahnya,” sebut Jusuf Kalla.
Sementara itu, Menteri Perindustrian 2014-2016, Saleh Husin, yang meluncurkan bukunya, juga mengingatkan pentingnya menjaga keberlanjutan industri sawit.
“Jangan sampai sawit yang menjadi tulang punggung kita nanti hanya tinggal nama. Kami sangat yakin di kemudian hari dengan 42% lahan milik petani mandiri, kalau dipelihara dengan baik bisa ditingkatkan produksinya dan kita bisa capai target 100 juta ton pada Indonesia Emas,” ungkapnya.
Dengan berbagai upaya hilirisasi sawit ini, diharapkan sektor transportasi dan industri nasional dapat semakin mandiri dan ramah lingkungan, sekaligus mengurangi ketergantungan pada energi fosil.***