Kolaborasi WWF-Indonesia dan RSPO memperkenalkan batik ramah lingkungan dengan lilin sawit berkelanjutan, membuka peluang bagi UMKM dan pasar domestik.
Arsad Ddin
7 Februari 2025Kolaborasi WWF-Indonesia dan RSPO memperkenalkan batik ramah lingkungan dengan lilin sawit berkelanjutan, membuka peluang bagi UMKM dan pasar domestik.
Arsad Ddin
7 Februari 2025
(Foto: wwf.id)
Jakarta, HAISAWIT - WWF-Indonesia bersama Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) terus mendorong penerapan standar keberlanjutan dalam industri batik. Salah satu inisiatif terbaru adalah penggunaan lilin berbasis kelapa sawit berkelanjutan dalam proses membatik.
Langkah ini bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan serta meningkatkan nilai tambah bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor batik. Penggunaan lilin sawit berkelanjutan juga diharapkan dapat menjadi solusi inovatif dalam industri kreatif.
Dilihat laman WWF-Indonesia, Jumat (07/02/2025), WWF-Indonesia menegaskan pentingnya mengelola sawit dengan prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab agar tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
“WWF-Indonesia meyakini bahwa sawit yang dikelola secara berkelanjutan dan bertanggung jawab tidak berdampak buruk bagi lingkungan,” Ujar Angga Prathama Putra, Sustainable Commodities Lead WWF-Indonesia, dalam acara INACRAFT di Jakarta, Rabu (05/02/2025).
Dengan menerapkan prinsip ini, WWF-Indonesia ingin memberikan pilihan produk yang lebih ramah lingkungan kepada konsumen.
“Untuk itu sangat penting untuk mendorong praktik keberlanjutan di produk-produk sehingga konsumen punya pilihan produk berkelanjutan,” ujarnya.
Selain memberikan manfaat bagi lingkungan, langkah ini juga diharapkan dapat memperkuat pasar domestik untuk produk batik ramah lingkungan.
“Perpaduan antara budaya Indonesia dan praktik keberlanjutan harapannya bisa menjawab tantangan pasar domestik, tentang ketersediaan produk ramah lingkungan berbahan baku kelapa sawit,” lanjutnya.
RSPO menyatakan bahwa penerapan standar keberlanjutan di seluruh rantai pasok kelapa sawit dapat membuka peluang baru bagi berbagai industri. Termasuk sektor kreatif seperti batik, yang kini mulai beradaptasi dengan bahan baku yang lebih ramah lingkungan.
Upaya ini juga sejalan dengan tren global yang semakin menuntut transparansi dan keberlanjutan dalam proses produksi. Produk berbasis sawit berkelanjutan diyakini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, terutama bagi para pelaku usaha kecil dan menengah.
Diketahui, sejak 2022, RSPO telah bekerja sama dengan Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) dalam mengembangkan formula batik berbasis sawit berkelanjutan. Upaya ini meliputi peningkatan kapasitas, sertifikasi RSPO, serta pemasaran produk yang menekankan nilai keberlanjutan.***