Himpunan Profesional Sawit Indonesia Kalimantan Timur berkolaborasi dengan PT Multi Niaga Nusantara Indonesia menggelar Dialog Profesional Sawit di Samarinda
HLS Redaksi
21 Juni 2025Himpunan Profesional Sawit Indonesia Kalimantan Timur berkolaborasi dengan PT Multi Niaga Nusantara Indonesia menggelar Dialog Profesional Sawit di Samarinda
HLS Redaksi
21 Juni 2025Samarinda, HAISAWIT — Komitmen untuk terus meningkatkan produktivitas dan efisiensi di sektor perkebunan kelapa sawit kembali ditegaskan oleh para profesional sawit Indonesia. Bertempat di Hotel Horison Samarinda, Dewan Pengurus Wilayah Himpunan Profesional Kelapa Sawit Indonesia (DPW HIPKASI) Kalimantan Timur sukses menyelenggarakan kegiatan Dialog Profesional Sawit Indonesia. Forum ini menjadi ruang penting untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, serta strategi terkini dalam pengelolaan pemupukan dan mekanisasi kelapa sawit yang lebih presisi dan berkelanjutan.
Dengan tema “Strategi Penyusunan Rekomendasi dan Pemilihan Jenis Pupuk yang Efisien dan Efektif untuk Meningkatkan Yield Tanaman Kelapa Sawit”, dialog ini mengusung pendekatan ilmiah dan praktikal yang sangat relevan di tengah tantangan global industri sawit, seperti naiknya harga input pertanian, penurunan efisiensi operasional, serta isu keberlanjutan lingkungan.
Acara ini merupakan kolaborasi antara HIPKASI DPW Kaltim dan PT. Multi Niaga Nusantara Indonesia, dan berhasil menarik perhatian luas dari pelaku industri. Tercatat 145 peserta dari 61 perusahaan perkebunan di Kalimantan Timur hadir dalam forum ini, menunjukkan tingginya antusiasme terhadap topik yang dibahas.
Diskusi menghadirkan sejumlah narasumber kunci dari berbagai perusahaan besar nasional yang berperan penting dalam pengembangan teknologi dan riset sawit di Indonesia. Mereka adalah: Dr. Fizrul Indra Lubis – Head of R&D PT. Citra Borneo Indah, yang membahas pentingnya pemahaman karakteristik tanah dan jaringan tanaman dalam menyusun rekomendasi pemupukan berbasis data.
Supriadi – R&D Dept. Head PT. Dharma Satya Nusantara, yang memaparkan pendekatan adaptif untuk pemupukan di lahan-lahan marginal seperti gambut dan tanah berpasir.
Bayu Sukmono – Direktur PT. Multi Niaga Nusantara Indonesia, yang menyoroti efisiensi biaya dan operasional melalui pemilihan jenis pupuk yang tepat guna.
Noto E. Prabowo – GM R&D PT. Hasnur Group, yang membagikan hasil riset terbaru mereka terkait formula pemupukan untuk meningkatkan yield tanaman secara signifikan.
Puji Hidayat – Estate Controller PT. Dharma Agung Wijaya, yang mengulas mekanisme implementasi lapangan dan pentingnya pelatihan operator dalam sistem pemupukan modern.
Sesi diskusi yang berlangsung selama lebih dari tiga jam ini dipandu oleh dua moderator profesional, yakni Deddy Wahyu Triono (R&D Sect. Head PT. Dharma Satya Nusantara) dan Ridwan Hermawan (Pengurus HIPKASI DPW Kaltim). Mereka berhasil menjaga dinamika diskusi tetap interaktif dan terfokus pada solusi nyata di lapangan.
Metode 8T dan Masa Depan Mekanisasi Pemupukan
Salah satu pembahasan utama yang menarik perhatian peserta adalah penerapan metode 8T dalam mekanisasi pemupukan. Pendekatan ini dinilai sangat strategis karena menggabungkan presisi waktu, lokasi, dosis, jenis pupuk, metode aplikasi, tenaga kerja, peralatan, dan teknik pemantauan dalam satu sistem terintegrasi.
Metode ini tidak hanya berkontribusi terhadap penghematan biaya dan waktu kerja, tetapi juga mampu meningkatkan efektivitas penyerapan nutrisi oleh tanaman. Beberapa perusahaan bahkan telah mulai mengintegrasikan teknologi berbasis sensor dan sistem monitoring digital untuk mendukung implementasi metode ini secara optimal.
HIPKASI Kaltim: Menguatkan Peran Profesional di Era Transformasi Industri
Dalam sambutannya, perwakilan HIPKASI DPW Kaltim menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari misi organisasi untuk menciptakan ruang kolaborasi antarprofesional sawit dalam menghadapi transformasi industri yang semakin kompleks. Melalui pendekatan berbasis riset dan teknologi, HIPKASI mendorong peningkatan kapasitas sumber daya manusia agar dapat merespon tantangan sektor sawit secara adaptif dan berdaya saing tinggi.
“Ke depan, dialog seperti ini akan terus kami gelar secara berkala, tidak hanya di Kalimantan Timur, tetapi juga menjangkau wilayah-wilayah strategis lainnya di Indonesia. HIPKASI ingin menjadi simpul penghubung antara pelaku industri, akademisi, dan pemerintah dalam membangun industri kelapa sawit yang produktif, berkelanjutan, dan berbasis ilmu pengetahuan,” ungkap salah satu pengurus HIPKASI dalam forum tersebut.
Kegiatan Dialog Profesional Sawit Indonesia ini tidak hanya menjadi ajang tukar pikiran, tetapi juga simbol kuatnya semangat sinergi antarprofesional di sektor sawit. Di tengah tantangan globalisasi dan isu keberlanjutan, efisiensi dan inovasi menjadi dua kunci utama yang terus diupayakan bersama.
Dengan dukungan penuh dari berbagai perusahaan, akademisi, dan komunitas profesional, HIPKASI Kaltim menunjukkan bahwa masa depan industri kelapa sawit Indonesia ada di tangan insan-insan yang mau terus belajar, beradaptasi, dan membangun bersama.