Mahasiswa Kimia Unigoro Pelajari Peran Produk Oleokimia Sawit dalam Menunjang Pakan Ternak Ruminansia

Mahasiswa Program Studi Kimia Universitas Bojonegoro mengikuti kuliah praktisi bersama Supervisor PT Wings Surya Gresik untuk mempelajari manfaat produk oleokimia sawit dalam mendukung pakan ternak ruminansia seperti sapi.

BERITA

Arsad Ddin

26 Juni 2025
Bagikan :

Program Studi Kimia Universitas Bojonegoro menggelar Kuliah Praktisi di Modern Class Fakultas Sains dan Teknik Unigoro, Selasa (24/06/2025). (Foto: Dok. Unigoro).

Bojonegoro, HAISAWIT – Program Studi Kimia Universitas Bojonegoro (Unigoro) menggelar kuliah praktisi bertema pemanfaatan produk oleokimia dari kelapa sawit untuk sektor peternakan, Selasa (24/6/2025).

Kegiatan yang berlangsung di Modern Class Fakultas Sains dan Teknik itu menghadirkan Supervisor PT Wings Surya Gresik, M. Teguh Laksono, sebagai pemateri untuk membagikan wawasan terkait industri oleokimia.

Dalam paparannya, Teguh menjelaskan perbedaan antara oleokimia dan petrokimia. Menurutnya, oleokimia berasal dari lemak atau minyak nabati dan hewani, sedangkan petrokimia berbasis minyak mineral.

“Produk turunan kelapa sawit termasuk oleokimia. Dari CPO (crude palm oil), masuk ke proses refinery (pemurnian atau kilang) terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan konsumen dan industri lainnya,” ujar Teguh, dikutip dari laman Unigoro, Kamis (26/06/2025).

Ia juga memaparkan bahwa salah satu produk oleokimia, yakni palm fatty acid distillate (PFAD), saat ini banyak digunakan sebagai suplemen dalam pakan ternak, khususnya untuk ruminansia seperti sapi.

PFAD berbentuk padatan berwarna cokelat muda pada suhu ruang. Lemak ini dinilai unggul karena tidak mudah tengik, mengandung asam lemak esensial seperti linoleat, serta mengandung vitamin E yang berfungsi sebagai antioksidan alami.

Selain itu, menurut Teguh, pemberian lemak pada pakan sapi umumnya dilakukan dalam bentuk lemak kalsium atau protected fat agar tidak mengganggu sistem pencernaan hewan.

“Umumnya pemberian asupan lemak untuk sapi diberikan dalam bentuk protected fat atau lemak kalsium. Lemak tidak langsung terdekomposisi di rumen dan hanya akan terdegradasi di abomasum. Sehingga pencernaan sapi tidak akan terganggu,” jelasnya.

Lebih jauh, lemak kalsium yang berasal dari sawit memiliki fungsi strategis, seperti membantu meningkatkan berat badan ternak, mempercepat produksi susu, serta mendukung tingkat kesuburan sapi.

Dalam kesempatan itu, Teguh juga menyampaikan tantangan dalam pengembangan industri oleokimia berbasis sawit di Indonesia yang masih dipengaruhi oleh harga bahan baku di pasar internasional.

“Karena ketergantungan pada harga CPO global. Ditambah kurangnya riset dan hilirisasi di dalam negeri,” ujarnya di hadapan mahasiswa.

Kuliah praktisi ini menjadi bagian dari upaya akademik Prodi Kimia Unigoro untuk memperkenalkan mata kuliah baru bernama Oleokimia, seiring dengan potensi sumber daya alam di wilayah Bojonegoro yang mendukung pengembangan tersebut.

Pengenalan topik oleokimia juga ditujukan untuk membuka pemahaman mahasiswa terhadap aplikasi turunan sawit yang kini menjangkau sektor peternakan dan industri lainnya.

Dalam laman Unigoro, disebutkan bahwa mata kuliah ini dikembangkan sebagai bentuk respons terhadap kebutuhan keilmuan terapan yang memiliki nilai manfaat langsung dalam pengembangan industri berbasis sawit di Indonesia.***

Bagikan :

Artikel Lainnya