Menurut Anton Santosa, Teknikal Kontrol PT Rimbun Sawit Papua, limbah padat kelapa sawit diolah menjadi pupuk organik yang digunakan untuk menggantikan pupuk kimia di sebagian wilayah kebun. Selain itu, limbah cair juga dimanfaatkan untuk tujuan serupa.
"Limbah padat digunakan sebagai pupuk organik pengganti pupuk kimia, sementara limbah cair juga diaplikasikan di kebun untuk tujuan serupa," ujar Anton, Seperti dilihat dari laman rri.co.id, Senin (25/11/2024).
Langkah inovatif ini bertujuan tidak hanya untuk mendukung keberlanjutan lingkungan, tetapi juga membantu menekan biaya operasional perkebunan. Dengan memanfaatkan limbah sebagai pupuk, perusahaan dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang biasanya memerlukan biaya besar.
Namun, Anton mengungkapkan bahwa masih ada kendala dalam penerapan pupuk organik ini di seluruh area kebun.
"Pemanfaatan limbah ini masih terbatas pada sebagian area kebun, sehingga kami tetap mengandalkan pupuk kimia untuk wilayah lain," tambahnya.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan jumlah limbah yang dihasilkan dibandingkan dengan kebutuhan pupuk di seluruh kebun. Oleh karena itu, pupuk kimia masih digunakan untuk memenuhi kebutuhan di area yang belum terjangkau oleh pupuk organik.
Langkah pengelolaan limbah ini mencerminkan perhatian perusahaan terhadap keberlanjutan dan lingkungan sekitar.
Dengan memanfaatkan limbah secara optimal, PT Rimbun Sawit Papua tidak hanya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga berkontribusi pada efisiensi operasional.
Selain pemanfaatan limbah padat sebagai pupuk organik, limbah cair yang dihasilkan dari pabrik juga diaplikasikan langsung ke lahan perkebunan.
Tujuan utama dari langkah ini adalah untuk memperbaiki kualitas tanah dan meningkatkan kesuburannya, mendukung produktivitas kelapa sawit di Distrik Bomberai.
Anton juga menjelaskan bahwa langkah-langkah ini adalah bagian dari upaya perusahaan untuk memaksimalkan hasil tanpa mengorbankan lingkungan.
Meski demikian, ia menyadari bahwa upaya ini masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut agar dapat diterapkan secara luas di seluruh kebun.
Pengelolaan limbah kelapa sawit seperti ini merupakan langkah penting dalam mendukung praktik agribisnis yang berkelanjutan. PT Rimbun Sawit Papua menjadi salah satu contoh bagaimana perusahaan dapat menjalankan operasionalnya dengan tetap memperhatikan dampak terhadap lingkungan.
Ke depan, pemanfaatan limbah yang lebih luas diharapkan mampu menggantikan peran pupuk kimia sepenuhnya di kebun kelapa sawit. Dengan begitu, perusahaan dapat semakin memperkuat posisinya sebagai pelaku bisnis yang ramah lingkungan.***