Senator Sumsel dr. Ratu Tenny Leriva Dorong UMKM Sawit Jadi Motor Ekonomi Lokal

Senator Sumsel, dr. Ratu Tenny Leriva, mendukung pengembangan UMKM berbasis sawit sebagai upaya meningkatkan daya saing usaha lokal, mendorong hilirisasi industri, serta memperkuat perekonomian masyarakat dengan dukungan regulasi dan akses pasar yang lebih luas.

BERITA

Arsad Ddin

2 April 2025
Bagikan :

dr. Ratu Tenny Leriva tekankan pentingnya hilirisasi dalam Workshop Produk Turunan Kelapa Sawit untuk UMKM, (Foto: ig/ratu_peduli)

Palembang, HAISAWIT - Senator Sumatera Selatan, dr. Ratu Tenny Leriva, memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berbasis sawit. Langkah ini dinilai dapat memperkuat perekonomian masyarakat serta meningkatkan daya saing pelaku usaha lokal.

Saat ini, hilirisasi industri sawit menjadi bagian dari kebijakan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas sawit. Proses ini mencakup pengolahan minyak sawit mentah (CPO) menjadi produk turunan bernilai ekonomi tinggi.

Dilansir dari Instagram dr. Ratu Tenny Leriva, @ratu_peduli, Rabu (02/04/2025), senator asal Sumatera Selatan ini menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha. Ia menilai bahwa dukungan regulasi dan akses pasar yang lebih luas dapat mempercepat pertumbuhan UMKM sawit.

Hilirisasi industri sawit telah terbukti mampu mengoptimalkan penyerapan hasil produksi petani kecil. Selain itu, program ini juga menciptakan bahan pangan, nonpangan, dan bahan bakar terbarukan yang semakin dibutuhkan di pasar domestik maupun internasional.

Upaya hilirisasi sawit juga memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Ekspor produk olahan sawit meningkat pesat, mengurangi ketergantungan terhadap ekspor bahan mentah, serta mendukung peningkatan devisa negara.

Dilansir dari laman BPDP, Rabu (02/04/2025), Pemerintah telah menerapkan kebijakan bea keluar progresif untuk mendorong hilirisasi sawit. Dengan adanya insentif ini, kapasitas industri refinery meningkat dari 25 juta ton pada 2010 menjadi 75 juta ton pada 2022.

Saat ini, kapasitas terpasang industri biodiesel mencapai 17,5 juta ton per tahun. Industri oleofood memiliki kapasitas 2,7 juta ton, sedangkan industri oleokimia mencapai 11,6 juta ton per tahun. Peningkatan ini merupakan hasil dari kebijakan hilirisasi yang konsisten.

Berdasarkan data Kemenperin, industri kelapa sawit berkontribusi 3,5 persen terhadap PDB nasional. Sektor ini menyerap tenaga kerja hingga 5,2 juta orang dan menghidupi lebih dari 21 juta jiwa di Indonesia.

Senator Ratu Tenny Leriva menilai bahwa keberlanjutan hilirisasi sawit sangat bergantung pada dukungan berbagai pihak. Dengan regulasi yang tepat dan akses pasar yang diperluas, UMKM berbasis sawit diharapkan mampu menjadi motor utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.***

Bagikan :

Artikel Lainnya