Data NASA 142 Hotspot Aktif, GAPKI Siapkan Operasi Cuaca

Data NASA mencatat 142 hotspot aktif. GAPKI tanggap dengan memperkuat pencegahan, termasuk operasi cuaca dan pelibatan masyarakat.

BERITA

Arsad Ddin

23 April 2025
Bagikan :

Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono (17/4/2025). (Foto: Doc. GAPKI)

Jakarta, HAISAWIT – Data terbaru dari satelit NASA mencatat sebanyak 142 titik panas atau hotspot dengan tingkat kepercayaan tinggi masih terpantau aktif. Merespons kondisi ini, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mulai menyiapkan langkah antisipatif menghadapi potensi kebakaran lahan di musim kemarau.

Langkah tersebut termasuk keterlibatan GAPKI dalam program operasi modifikasi cuaca yang difokuskan di sejumlah wilayah rawan.

Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono, menyampaikan bahwa upaya pencegahan kebakaran dilakukan dengan mengacu pada regulasi yang berlaku dari pemerintah.

“Kami mematuhi peraturan dari Kementerian Kehutanan maupun Kementerian Pertanian. Pembukaan lahan pun sekarang sudah tidak menggunakan metode pembakaran,” kata Mukti, dikutip dari laman GAPKI, Rabu (23/04/2025).

Selain mengikuti peraturan, perusahaan-perusahaan sawit anggota GAPKI juga diwajibkan memiliki perlengkapan penanggulangan kebakaran secara mandiri.

Ia menjelaskan bahwa pencegahan tak hanya mengandalkan alat, tetapi juga melibatkan masyarakat.

“Kami tidak hanya fokus pada alat pemadam, tapi juga membangun kesadaran masyarakat melalui program peduli api. Tujuannya agar kebakaran tidak sampai terjadi di kebun,” ujar Mukti.

Kebakaran lahan, menurutnya, berdampak langsung terhadap kegiatan usaha, terutama menurunkan produktivitas sawit.

“Kebakaran lahan bukan hanya berdampak pada lingkungan, tapi juga langsung berpengaruh terhadap produktivitas kebun. Jika kekeringan parah atau terjadi kebakaran, tentu hasil produksi sawit bisa menurun drastis,” jelasnya.

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanif Faisol Nurofiq, menyebut bahwa titik panas memang menurun dibanding tahun lalu. Namun potensi bahaya tetap ada.

“Data dari satelit NASA menunjukkan masih terdapat 142 titik hotspot dengan tingkat kepercayaan tinggi. Ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa ancaman kebakaran belum sepenuhnya hilang,” ucap Hanif dalam rapat koordinasi bersama GAPKI.

Menurut data Kementerian Pertanian, luas kebun sawit nasional mencapai 16,8 juta hektare per tahun 2023. Area ini tersebar di berbagai provinsi dan melibatkan perusahaan swasta maupun BUMN.

Dalam rentang 2015 hingga 2024, kebakaran dilaporkan telah melanda sekitar 42 ribu hektare lahan sawit yang dikelola oleh 79 perusahaan pemilik Hak Guna Usaha (HGU).

Sebagai langkah lanjutan, pemerintah bersama GAPKI berupaya memperkuat koordinasi lapangan di 15 provinsi yang dinilai memiliki risiko tinggi terhadap kebakaran lahan dan hutan.***

Bagikan :

Artikel Lainnya