Universitas Riau (Unri) dan PERHEPI membahas solusi peningkatan kesejahteraan petani sawit dalam Agribusiness Studium Generale, dengan fokus pada hilirisasi dan pengelolaan perkebunan yang berkelanjutan.
Arsad Ddin
24 Februari 2025Universitas Riau (Unri) dan PERHEPI membahas solusi peningkatan kesejahteraan petani sawit dalam Agribusiness Studium Generale, dengan fokus pada hilirisasi dan pengelolaan perkebunan yang berkelanjutan.
Arsad Ddin
24 Februari 2025Agribusiness Studium Generale di Unri bahas kesejahteraan petani sawit, Rabu (19/02/2025). (Foto: unri.ac.id)
Riau, HAISAWIT - Fakultas Pertanian Universitas Riau (Unri) bekerja sama dengan Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) Komisariat Pekanbaru membahas kesejahteraan petani sawit dalam Agribusiness Studium Generale, Rabu (19/02/2025).
Acara ini berlangsung di Aula Integrated Classroom Unri dan dibuka oleh Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan, Kerja Sama, dan Alumni Fakultas Pertanian Unri, Dr. Shorea Khaswarina SP MP. Kegiatan ini juga dihadiri oleh dosen serta mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Pekanbaru.
Dikutip laman UNRI, Senin (24/02/2025), kegiatan ini menjadi forum diskusi antara akademisi dan praktisi untuk mencari solusi peningkatan kesejahteraan petani sawit melalui hilirisasi dan pengelolaan yang lebih baik.
Dr. Shorea menyampaikan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk membuka wawasan mengenai pengelolaan perkebunan sawit.
“Mudah-mudahan perbaikan dari forum ini ada solusi yang bisa menjawab kesejahteraan masyarakat petani sawit” ucapnya.
Narasumber utama dalam kegiatan ini adalah Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin MSc, Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Universitas Lampung sekaligus Ketua Umum PERHEPI 2021-2024.
Dalam paparannya, Prof. Bustanul menjelaskan bahwa Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia.
“Sumber daya yang begitu besar harusnya menjadikan kita berperilaku seperti orang besar,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya hilirisasi industri sawit untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Menurutnya, ketahanan pangan tidak hanya bergantung pada produksi, tetapi juga strategi pemanfaatan hasil perkebunan.
“Swasembada pangan bukanlah tujuan tetapi alat dalam ketahanan pangan” sambungnya.
Ketua PERHEPI Komisariat Pekanbaru, Dr. Arifudin SP MP, turut memberikan pandangan mengenai peran akademisi dalam sektor perkebunan sawit. Ia menekankan bahwa Provinsi Riau sebagai penghasil sawit terbesar harus memiliki lebih banyak peneliti di bidang ini.
“Provinsi Riau sebagai pemuncak Nasional, seharusnya kita mempunyai peneliti di bidang perkebunan sawit paling banyak” imbuh ketua Pusat Tracer Study LPPMP Unri.
Diskusi ini menghasilkan berbagai perspektif mengenai pengelolaan perkebunan sawit yang lebih berkelanjutan. Akademisi, mahasiswa, dan praktisi membahas berbagai strategi dalam meningkatkan produktivitas serta kesejahteraan petani sawit di Indonesia melalui pendekatan berbasis penelitian dan inovasi.***