Dalam kunjungannya ke Riau, Direktur Jenderal FAO memberikan penghargaan kepada Indonesia atas kemajuan dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan
HLS Redaksi
1 September 2024Dalam kunjungannya ke Riau, Direktur Jenderal FAO memberikan penghargaan kepada Indonesia atas kemajuan dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan
HLS Redaksi
1 September 2024Riau, HAISAWIT – Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), Qu Dongyu, mengapresiasi langkah Indonesia dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan. Apresiasi tersebut disampaikan Qu Dongyu saat melakukan kunjungan ke perkebunan kelapa sawit di Riau, seusai menyerahkan penghargaan Agricola Medal kepada Presiden RI Joko Widodo, Jumat (30/08/2024) di Jakarta.
Dalam rilis Ditjenbun Kementan RI melalui laman resminya, Minggu (01/09/2024), disebutkan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari upaya bersama antara FAO dan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk meningkatkan tata kelola perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Kunjungan tersebut juga melibatkan Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, serta beberapa pejabat tinggi lainnya dari Direktorat Jenderal Perkebunan.
“Ke depannya, tantangan pembangunan kelapa sawit nasional bukan hanya soal produktivitas sawit, namun bagaimana kita harus terus meningkatkan dan menjaga konsistensi, kuantitas, kualitas, serta kontinuitas,” ujar Heru, seperti dilansir dari laman resmi Ditjenbun, Minggu (01/09/2024).
Heru menambahkan bahwa pemenuhan standar Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) menjadi perhatian dunia, terutama dalam aspek keberlanjutan yang tentu sangat mempengaruhi daya saing kelapa sawit di dunia internasional.
Selama kunjungan di Riau, rombongan FAO dan Kementan mengunjungi beberapa lokasi penting, termasuk perkebunan kelapa sawit, Andalas Research Center, serta area konservasi. Di Andalas Research Center, mereka diperkenalkan dengan hasil-hasil penelitian terkait produk perkebunan, seperti obat hama dan pupuk, yang dikembangkan untuk mendukung pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan.
Heru Tri Widarto juga mengungkapkan harapannya agar semua pemangku kepentingan yang memahami kondisi perkebunan kelapa sawit di Indonesia dapat bersinergi dan berperan aktif dalam mendukung program-program yang dijalankan pemerintah.
“Saya berharap pemangku yang memahami kondisi perkebunan kelapa sawit Indonesia dapat bersinergi dan turut serta berperan aktif mendukung program-program yang dilakukan Pemerintah demi mendorong Tata Kelola Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan,” harap Heru.
Selain itu, kunjungan tersebut juga menyoroti pentingnya pemenuhan standar keberlanjutan dalam industri kelapa sawit. FAO dan Kementan berkomitmen untuk terus mendorong inisiatif-inisiatif yang mendukung tata kelola perkebunan sawit yang berkelanjutan, baik di pasar domestik maupun internasional.
Pemerintah Indonesia sendiri telah mengembangkan sistem National Dashboard (ND) berbasis blockchain untuk menelusuri setiap rantai kelapa sawit dari hulu hingga hilir.
Sistem ini akan menjadi database utama dalam mengintegrasikan informasi geolokasi dari e-STDB untuk petani kecil dan Siperibun untuk perusahaan, guna memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam tata kelola perkebunan kelapa sawit.
Dengan kolaborasi antara FAO dan Kementan, diharapkan industri kelapa sawit Indonesia dapat terus berkembang dengan memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan yang telah diakui secara global.
Komitmen ini tidak hanya untuk meningkatkan daya saing produk sawit di pasar internasional, tetapi juga untuk memastikan bahwa perkembangan industri ini sejalan dengan upaya pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.